Karangan Bunga Berjejer di Stadion Kanjuruhan, dari Suporter hingga Pejabat

Suara.com – Karangan bunga berjejer di Stadion Kanjuruhan karena banyak yang berduka karena tragedi Kanjuruhan. Mereka yang mengirimkan karangan bunga mulai dari suporter hingga pejabat.

Berdasarkan data terkonfirmasi terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya sebanyak 125 orang.

Kericuhan terjadi usai pertandingan pada Sabtu (1/10) malam yang hasil akhirnya 2-3 untuk tim tamu. Kekalahan Arema FC menyebabkan sejumlah suporter tuan rumah turun dan masuk ke area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar, dan sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Baca Juga:
Pele Sebut Tragedi Kanjuruhan Salah Satu Bencana Terbesar dalam Sepak Bola

Petugas kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Ada ratusan karangan bunga ucapan duka cita berderet di area stadion.

Pantauan ANTARA di lokasi, Selasa, ratusan karangan bunga datang dari berbagai elemen, baik organisasi massa, kepemudaan, komunitas, pejabat, hingga kelompok suporter dari berbagai daerah.

“Papan karangan bunga sudah datang sejak kemarin,” ucap salah seorang warga sekitar, Saiful, ditemui di area stadion.

Bahkan, tepat di samping patung kepala singa depan area VIP stadion juga terpasang papan karangan bunga berukuran raksasa dari salah satu perusahaan merk rokok.

Baca Juga:
Gas Air Mata Jadi Polemik, Menilik Penerapan Aturan FIFA dalam Tragedi Kanjuruhan

Suasana di kawasan stadion pada hari ketiga setelah peristiwa, ratusan orang datang untuk melihat dari dekat, termasuk berdiri mendoakan para korban jiwa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *