Dosen UI Ubah Sampah Jadi Berkah di Kaki Gunung Rinjani

Depok:  Banyaknya sampah di tempat wisata sampai saat ini masih menjadi salah satu permasalahan terbesar bagi daerah pariwisata di Indonesia. Penumpukan sampah di area wisata akan berdampak buruk pada lingkungan sekitar.
 
Mulai dari pencemaran ekosistem gunung, pencemaran udara, hingga berdampak langsung pada kesehatan manusia. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah akan merusak lingkungan dan mengganggu kenyamanan wisatawan hingga bisa berujung pada penurunan angka pengunjung.
 
Salah satu destinasi wisata yang memiliki permasalahan dalam pengelolaan sampah, yaitu Kecamatan Sembalun, Lombok Timur yang berada di wilayah kaki Gunung Rinjani (3.726 mdpl). Daerah ini meliputi enam desa dengan udara sejuk, berketinggian 800 mdpl–1.250 mdpl.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Kecamatan ini berkembang menjadi agrowisata yang mengundang wisatawan lokal, nusantara, dan mancanegara untuk menikmati panorama alam dan udara segar pegunungan. Sayangnya, di sana masih banyak sampah yang berserakan dan bertumpuk, baik sampah domestik maupun nondomestik.
 
Pengmas ini dilakukan di Desa Sajang dengan melibatkan 25 peserta. Keterlibatan kader dalam program ini diharapkan dapat mengatasi masalah sampah setempat secara berkelanjutan melalui dua kegiatan utama, yaitu edukasi dan pelatihan.
 
Sebelum diberikan edukasi, para kader mengerjakan pre-test sebagai alat ukur pengetahuan para kader oleh Tim Pengmas FIK Universitas Indonesia (UI).  “Sampah memang menjadi masalah yang kompleks di Desa Sajang. Jumlah sampah di desa ini cukup tinggi dan sulit untuk didaur ulang karena pengelolaannya masih belum optimal. Kami berharap dengan adanya pengabdian masyarakat ini bisa membantu para kader untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemilahan dan pengelolaan sampah untuk dipraktikkan secara berkelanjutan,” ujar Kepala Desa Sajang, Lalu Kanahan.
 
Dosen FIK UI, Rona Cahyantari Merduaty menyampaikan materi mengenai definisi sampah, pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah, cara memilah dan mengelola sampah, serta dampak pengelolaan dan pemilahan sampah yang buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Setelah itu, para peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk diberikan pelatihan cara mengelola sampah menjadi barang yang berguna dan bernilai jual dengan didampingi oleh fasilitator.
 
Setiap kelompok peserta berhasil membuat tempat pensil, tas, dan gantungan pintu dari sampah rumah tangga. Setelah selesai, peserta kembali diberikan post-test untuk melihat perkembangan kemampuan kognitif para kader setelah diberikan edukasi.
 
FIK UI mengangkat isu sampah dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini agar setiap orang memiliki perhatian yang serius dalam menyelesaikan masalah sampah. Hal ini tidak hanya berdampak kepada lingkungan, tetapi juga kesehatan.
 
Perawat memiliki peran penting dalam memberikan edukasi mengenai literasi kesehatan, salah satunya mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Perawat berperan dalam mencegah meningkatnya angka kejadian penyakit dengan memberi asuhan keperawatan, edukasi atau penyuluhan, pengelola pelayanan keperawatan, dan peneliti.

 

(CEU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *