“Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu pertama Oktober 2022, diperkirakan inflasi sebesar 0,01 persen (mtm),” ungkap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Adapun komoditas utama penyumbang inflasi tersebut yaitu bensin sebesar 0,05 persen (mtm), tarif angkutan dalam kota sebesar 0,03 persen (mtm), serta angkutan antarkota, rokok kretek filter, dan beras masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi yaitu telur ayam ras sebesar 0,10 persen (mtm), cabai merah sebesar 0,09 persen (mtm), daging ayam ras sebesar 0,03 persen (mtm), cabai rawit sebesar 0,02 persen (mtm), serta tomat, daging sapi, minyak goreng, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Terkait hal tersebut Bank Indonesia menyatakan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. “Juga akan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” papar Erwin.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2022 terjadi inflasi sebesar 1,17 persen atau adanya kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 111,57 pada Agustus menjadi 112,87 pada September 2022.
Dengan begitu, maka inflasi tahun kalender September 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 4,84 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Agustus 2022 terhadap Agustus 2021 sebesar 5,95 persen.
(HUS)