Batam – Menyikapi terkait pemberitaan oleh salah satu media online di Batam dengan judul “Gaji Tak Dibayar Penuh, Pekerja Bakau Lapor ke Polresta Barelang”. Ketua Selat Nenek Permai Zainal menyatakan bahwasannya berita tersebut tidak benar, Batam (29/12/2021).
Sebelumnya sudah ada kesepakatan di saat mediasi oleh Lurah setempat yang dihadiri oleh anggota Selat Nenek Permai. “Terkait penerimaan gaji para anggota kelompok sudah ada kesepakatan 2 hari setelah diadakannya mediasi oleh Lurah setempat,” kata Zainal.
Ada sebanyak 52 orang pekerja rehabilitas pohon mangrove Selat Nenek Permai akan di lakukan pembayaran gajinya malah 7 orang tersebut tidak ada di tempat.
“Ketika saat mau dilakukan pembayaran (gaji) ada 7 orang tidak dilokasi sampai di tunggu hingga malam hari dan untuk 45 orang sudah terima gaji sesuai dengan kesepakatan internal kelompok tersebut,” ujar Zainal.
Ketua Selat Nenek Permai sangat menyayangkan dari kejadian aduan atau laporan ke Polresta Barelang tersebut dikarenakan tidak ada informasi terlebih dahulu. Kemudian terkait ATM yang di tahan oleh ketua kelompok juga sangat disayangkan karena sebelumnya 1 kelompok ini sudah ada kesepakatan.
“Sebelumnya sudah ada kesepakatan kelompok bahwasannya ATM tersebut dipegang oleh pengurus kelompok supaya disaat pencairan bisa barsama-sama untuk menyebrang ke Batam untuk dilakukan pencairan bersama,” lanjutnya.
Zainal menuturkan bahwasannya ada indikasi soal pribadi terkait pengaduan yang di lakukan oleh Salbiah di Polresta Barelang, kemarin 28/12/2021.
“Kami curiga ada indikasi ada pihak luar yang mencoba memanfaatkan momen untuk kepentingan pribadi yang mana bisa memicu perpecahan antar keluarga di kampung Selat nenek, kami akan mencari tau siapa orang dibali ini,” imbuh Zainal.
Lanjutnya, “Sangat disayangkan, harusnya bisa dibicarakan baik-baik bukan seperti ini mengingat mereka yang tinggal dalam satu kampung masih dalam satu keluarga besar,” tutup Zainal.
Ditempat yang sama, Ketua Kelompok Tunas Alam juga sangat menyayangkan adanya pemberitaan di salah satu media online Batam.
“Sangat disayangkan, padahal di kelompok Tunas Alam tidak ada permasalahan sama sekali seperti yang di sebutkan oleh media online tersebut, saya berharap dengan media online tersebut untuk mengklarifikasi atas pemberitaan demi nama baik di kelompok Tunas Alam,” terang Rahman. (*/Sukma)