Penyebab Level Sepakbola Vietnam Bakal Dikejar Indonesia, Efek Magis Shin Tae-yong?

PENYEBAB level sepakbola Vietnam bakal dikejar Indonesia dalam beberapa tahun ke depan bakal dibahas dalam artikel ini. Media Vietnam, Soha.vn, sudah mencium potensi kemungkinan level sepakbola Vietnam dikejar Indonesia.

Dalam pandangan Soha, ada dua cara memajukan sepakbola Vietnam. Pertama berinvestasi di kompetisi dalam negeri dan “menyekolahkan” pemain bertalenta mereka ke luar negeri.


Nguyen Quang Hai

(Nguyen Quang Hai tak berani berkarier di luar Vietnam)

Sayangnya, poin kedua tak dijalankan Vietnam. Terbukti di Piala AFF 2020. Seluruh pemain yang dibawa Park Hang-seo ke Piala AFF 2020 merupakan pemain yang berkompetisi di dalam negeri. Padahal, secara kualitas ada beberapa Vietnam yang layak mentas di kompetisi top Asia bahkan Eropa salah satunya Nguyen Quang Hai.

Kabarnya, Nguyen Quang Hai enggan berkarier di luar negeri karena uang yang diterima takkan sebesar yang ia dapat di Vietnam. Akibatnya, skill Nguyen Quang Hai tak berkembang pesat.

Jika sejak 2017 Nguyen Quang Hai berkarier di luar negeri, level permainanya bukan tak mungkin melewati pemain terbaik Piala AFF 2020 asal Thailand yang mentas bersama Kawasaki Frontale, Chanathip Songkrasin.

Akibatnya, Vietnam gagal bersaing dengan Thailand yang dihuni pemain-pemain yang berkompetisi di kompetisi top Asia seperti Jepang. Karena itu, Soha.vn mendorong Park Hang-seo untuk mengikuti jejak pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

Soha kagum dengan cara Shin Tae-yong memanfaatkan relasinya di Korea Selatan untuk membantu pemain Indonesia berkarier di Negeri Ginseng. Salah satu pemain yang terbantu berkat relasi Shin Tae-yong adalah Asnawi Mangkualam.

Asnawi Mangkualam perlahan-perlahan berkembang menjadi pesepakbola top berkat tempaan level sepakbola atas di Korea Selatan, tepatnya bersama Ansan Greeners. Tak heran meski baru berusia 22 tahun, Shin Tae-yong tak segan memberikan jabatan kapten kepada Asnawi Mangkualam.

Asnawi Mangkualam

(Performa Asnawi Mangkualam melesat semenjak berkarier di Korea Selatan)

“Haruskah pelatih Park belajar dari pelatih Timnas Indonesia (Shin Tae-yong) untuk membuka jalan bagi Vietnam berkarier di luar negeri?,” tanya Soha.

“Pelatih kepada Indonesia, Shin Tae-yong, mencoba mempomosikan banyak pemain Indonesia ke Korea untuk bermain. Tentu yang paling diketahui adalah kepindahan Asnawi Mangkualam dari PSM Makassar ke klub kasta kedua Liga Korea Selatan, Ansan Greeners,” lanjut Soha.

“Shin Tae-yong menegaskan ketertarikan klub Korea terhadap pemain-pemain Indonesia murni karena kualitas. Ia secara pribadi hanya menjembatani kedua belah pihak untuk mencapai keinginan mereka,” tutup Soha.

Saat ini, banyak pemain Timnas Indonesia yang berkarier di luar negeri. Sebut saja Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri (FK Senica), Asnawi Mangkualam (Ansan Greeners) dan yang terbaru Pratama Arhan (Tokyo Verdy).

Belum lagi jika memasukkan nama pemain-pemain keturunan yang selangkah lagi mendapatkan paspor Indonesia. Mereka ialah Jordi Amat (KAS Eupen), Sandy Walsh (KV Mechelen) dan Shayne Pattynama (Viking FC).

Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman

(Egy Maulana Vikri dan Witan berkarier di Slovakia)

Keberanian mereka berkarier di luar negeri otomatis meningkatkan mental personel Timnas Indonesia saat mentas di turnamen antarnegara. Biasa berduel dengan pemain-pemain Eropa atau Asia Timur yang memiliki fisik lebih besar, membuat Witan Sulaeman dan kawan-kawan tak lagi minder.

Di saat bersamaan, pemain keturunan yang diburu Vietnam, Filip Nguyen, malah ingin berkarier di Vietnam. Saat ini,Filip Nguyen berstatus kiper utama di klub asal Republik Ceko, Slovacko.

Namun, Filip Nguyen malah ingin berkarier di Vietnam, seiring keinginannya mendapatkan paspor Vietnam. Poin ini merupakan peluang Indonesia mendekatkan level dengan Vietnam yang dalam periode 2018-2020 berstatus sebagai raja Asia Tenggara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *