Pertamina Akui Keuangan Tertekan Karena Lonjakan Harga Minyak Dunia

Pertamina mengakui keuangannya tertekan karena lonjakan harga minyak mentah dunia akibat konflik Rusia-Ukraina.
Jakarta – PT Pertamina (Persero) mengakui kinerja keuangan-nya cukup tertekan dengan kenaikan harga minyak dunia akibat perang Rusia-Ukraina.Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga (PPN), Subholding Commercial and Trading Pertamina Irto Ginting mengungkapkan harga minyak mentah dunia yang terus melambung menekan keuangan Pertamina cukup kesulitan.

“Tentunya, kenaikan harga minyak ini memberikan tekanan bagi kami di hilir,” kata Irto kepada CNN Indonesia, Rabu (9/3).

Kendati mengalami kesulitan dalam hal kinerja keuangan, Irto mengaku pihaknya belum menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi.

“Kami masih memonitor perkembangan harga minyak dunia, terkait harga (BBM non subsidi) masih kami review (kaji) secara berkala,” jelasnya.

Sebagai informasi, harga minyak naik hampir 4 persen pada akhir perdagangan Selasa waktu AS atau Rabu (9/3) pagi WIB. Lonjakan harga minyak terjadi usai AS melarang impor minyak dari Rusia yang tengah habis-habisan menggempur Ukraina.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei naik US$4,77 atau 3,9 persen menjadi US$127,98 per barel, setelah mencapai harga tertinggi sesi di US$133,09.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$4,30 atau 3,6 persen menjadi US$123,70 per barel, setelah mencapai harga tertinggi sesi US$129,40.

Harga minyak telah melonjak lebih dari 30 persen sejak Rusia menginvasi Ukraina, diikuti dengan sanksi AS dan negara-negara barat lain.

Sanksi tersebut telah menghambat ekspor minyak dan gas dari Rusia. Padahal, Rusia merupakan salah satu penghasil minyak terbesar di dunia. Rusia mengirimkan 7 juta hingga 8 juta barel per hari minyak mentah dan bahan bakar ke pasar global.

[Gambas:Video CNN]

(dzu/bir)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *