Apa Itu Strawberry Generation, dan Benarkah Jika Mereka Ini Mudah Menyerah?

Mungkin di antara Anda ada yang sudah mendengar istilah Strawberry Generation. Ini adalah istilah yang diberikan untuk generasi kelahiran tahun 2000-an, terkait karakter orang-orang yang lahir pada medio tahun tersebut.

Tapi mengapa istilah yang digunakan mengacu pada buah strawberry? Jika mengacu pada pengertiannya di buku tulisan Prof. Rhenald Kasali berjudul Strawberry Generation, maksud dari istilah ini adalah generasi yang penuh gagasan dan kreatif, namun memiliki kecenderungan mudah menyerah dan gampang sakit hati.  

Dengan kata lain, generasi ini terbilang ‘lunak’ dan kurang tahan banting dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

Semua kreativitas dan gagasan brilian yang dimiliki generasi ini kemudian harus ‘diimbangi’ dengan karakter yang kurang tahan banting dan mudah menyampaikan keluhan pada suatu hal. Tentu saja pada kenyataan bisa dilihat di media sosial seperti Twitter, yang berisi banyak cuitan keresahan dari generasi tersebut.

Baca Juga:Biar Aman, Nyaman dan Tetap Menawan, Ini 5 Tips Hadapi Kerudung Kusut saat Traveling

Tantangan Strawberry Generation

Jika ditelisik lebih jauh, sebenarnya tantangan untuk generasi ini sendiri muncul dari diri mereka. Strawberry Generation dinilai memiliki mentalitas yang, banyak dikatakan, serupa dengan istilah ‘mental tempe‘.

Hal ini disebabkan oleh kehidupan yang terbiasa untuk menikmati kenyaman dan dimanjakan oleh berbagai kemudahan yang diperoleh sejak awal kehidupannya. Tidak dalam hal personal, namun lebih kepada hal-hal serba instan yang mereka temui di kehidupan sehari-harinya.

Tantangan lain juga datang dari fixed mindset yang tumbuh dari kurangnya tantangan yang dihadapi generasi ini. Ketika menemukan kesulitan, generasi tersebut cenderung mencari jalan lain dan tidak berupaya menghadapi dan menyelesaikannya.

Meski terbilang bukan hal yang masif dan terjadi sesekali, namun justru hal kecil yang terus menerus terjadi ini yang menyebabkan pola pikir dan mental yang dimiliki menjadi kurang kuat. Masih ada juga tantangan dari kurangnya interaksi dengan dunia luar, sebab merasa telah mendapatkan apapun yang diperlukannya tanpa perlu melangkah lebih jauh.

Baca Juga:Apa Itu Baby Blues? Apa Saja Penyebab serta Solusinya?

Cara Mengatasi Pola Pikir

Jika Anda, pembaca artikel ini, merasa perlu mengatasi beberapa tantangan di atas, satu hal yang wajib dipastikan adalah memiliki growth mindset. Pola pikir ini akan terus memacu Anda untuk belajar, melihat hal baru, terus mengembangkan kemampuan, serta berani dalam menghadapi tantangan.

Memang selalu ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah. Namun memiliki mental yang kuat menghadapi tantangan dengan sikap tegar bisa melatih kondisi psikis menjadi lebih kokoh dan tidak mudah menyerah.

Sekilas bahasan mengenai Strawberry Generation di atas semoga bisa menjadi bacaan yang berguna untuk Anda. Tentu, akan lebih valid jika hal ini dikonsultasikan dengan ahli atau tenaga profesional terkait bidang tersebut. Yang jelas, artikel ini tidak ditulis untuk menyinggung pihak mana pun dan hanya bersifat sebagai informasi saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *