Bos Arema FC, Gilang Juragan 99 Diminta Tanggung Jawab: Ratusan Nyawa Diganti Apa Pak?

Kerusuhan tersebut mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia.

Ade Wismoyo

Minggu, 02 Oktober 2022 | 13:02 WIB

Matamata.com – Gilang Widya Pramana atau Juragan 99 yang merupakan bos Arema FC ikut disorot tajam setelah terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. Bagaimana tidak, peristiwa yang terjadi usai Arema kalah dari Persebaya itu diketahui menewaskan 182 orang.

Unggahan pita hitam dari Gilang Juragan 99 di akun Instagramnya yang menandakan tanda berduka langsung diserbu netizen. Mereka menuntut pertanggungjawaban dari suami Shandy Purnamasari itu selaku bos Arema FC. 

Unggahan Juragan 99 [Instagram/@juragan_99]
Unggahan Juragan 99 [Instagram/@juragan_99]

“Tanggung jawab bos, kasihan keluarga korban,” ucap akun @saptalch.

“Nyawa 100 orang diganti pakai apa, Pak? tutur akun @muhsofyn_.

Ada juga warganet yang diduga anggota kelompok suporter Aremania melontarkan teguran keras ke manajemen Arema pimpinan Gilang Juragan 99.

Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan saat kericuhan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.
Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan saat kericuhan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.

Dalam cuitannya, ia menyinggung manajemen yang masih minim tindakan usai kerusuhan di Stadion Kanjuruhan menimbulkan banyak korban.   

“Ke mana manajemen? Semua nggak ada yang datang ke RS,” ucap akun @christoforusdavis.

Sebagaimana diketahui, kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang malam tadi memicu kemarahan Aremania yang datang menyaksikan pertandingan.

Usai peluit panjang dibunyikan, salah satu Aremania turun ke lapangan untuk mengutarakan kekecewaan dan disusul yang lain.

Imbasnya, polisi langsung menembakkan gas air mata untuk mengurai massa. Sayang, asap dari gas air mata justru memenuhi tribun tempat Aremania yang tidak ikut melakukan protes.

Tembakan gas air mata juga yang diduga menimbulkan banyaknya korban jiwa dari Aremania yang masih berada di tribun suporter karena sesak napas.

Selain Aremania, dua korban meninggal dunia juga datang dari pihak kepolisian yang malam itu bertugas mengamankan pertandingan. Empat mobil polisi turut hangus terbakar imbas kerusuhan. (Adiyoga Priyambodo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *