Dubes Inggris Turut Berduka atas Tragedi Stadion Kanjuruhan

Jakarta: Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, menyampaikan ucapan duka cita mendalam atas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang telah menewaskan setidaknya 129 orang, dengan 180 lainnya mengalami luka-luka.
 
“Turut berduka cita atas jatuhnya korban jiwa dalam insiden yang terjadi di pertandingan sepak bola di Malang,” ucap Dubes Owen dalam keterangan di akun Twitter, Minggu, 2 Oktober 2022.
 
“Doa kami menyertai keluarga para korban,” lanjutnya.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Tingginya angka kematian dalam tragedi ini, disebut-sebut sebagai yang terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia, menyita perhatian global. Media asing dari berbagai negara beramai-ramai melaporkan tragedi di Stadion Kanjuruhan yang terjadi usai pertandingan antar Arema Malang dan Persebaya Surabaya.
 
Media asal Inggris, Guardian, memberitakan tragedi di Kanjuruhan dengan judul “Indonesia football riot: 129 people killed after stampede at match.” Guardian mengutip keterangan kepala kepolisian Jawa Timur Nico Afinta, yang mengatakan bahwa banyak orang terinjak-injak dan sesak napas saat berebut keluar dari stadion.
 
Indonesia: Dozens killed after riot at football match” menjadi judul berita di situs DW, kantor berita asal Jerman. DW mengutip keterangan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali yang mengatakan kepada awak media bahwa dirinya meminta maaf atas tragedi di Kanjuruhan.
 
Dari benua Asia, media Nikkei Asia memberitakan tragedi di Kanjuruhan dengan judul “Indonesia police say 129 people killed after stampede at soccer match.” Nikkei Asia melaporkan mengenai rekaman video dari siaran televisi lokal, yang memperlihatkan orang-orang berlarian di lapangan dan adanya beberapa foto kantong jenazah.
 
Presiden Joko Widodo menyesalkan terjadinya tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Jokowi meminta agar kerusuhan di Kanjuruhan menjadi tragedi yang terakhir di Tanah Air.
 
Penggunaan gas air mata oleh kepolisian menjadi sorotan dalam tragedi ini, yang dinilai sebagai pemicu terjadinya kepanikan. Gas air mata tetap digunakan walau FIFA sudah melarang penggunaannya di area stadion.
 
Baca:  FIFA Sudah Larang Penggunaan Gas Air Mata di Dalam Stadion

 

(WIL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *