Memilukan! Rusuh di Stadion Kanjuruhan Malang 127 Orang Tewas

Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion
Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema FC melawan
Persebaya Surabaya.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur,
Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan
anggota Polri.

“Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri,” kata Nico.
Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan,
Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah
rumah sakit setempat.

Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di
sejumlah rumah sakit tersebut. 

Baca Juga:Awas! Operasi Zebra 2022, Petugas Polisi Beroperasi Dititik yang tak Terjangkau e-TLE

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di
antaranya merupakan kendaraan Polri.

“Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis.
Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan,” tambahnya.

Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar.
Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan
beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan official .

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan
agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya,
akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk
Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan
membahayakan keselamatan para pemain dan official.

Baca Juga:Intruksi Ketum PP: Pilih Anies Jika Mencalonkan Presiden 2024

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi
penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,
katanya.

Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter
yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh
Pemerintah Kabupaten Malang.

Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk
yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang,” kata Sanusi.

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor
akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10).

Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir

Antara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *