Cegah Begal, Mahasiswa ITB Kembangkan Aplikasi Rogue Signal

Jakarta: Kasus pencurian dan perampokan kendaraan bermotor dengan kekerasan atau yang biasa disebut begal masih menjadi permasalahan yang tak kunjung usai di wilayah Cirebon. Data Kepolisian Resor Cirebon Kota mencatat kasus pencurian kendaraan bermotor baik dengan kekerasan maupun tidak memiliki proporsi terbesar ketimbang jenis kriminalitas lainnya yakni mencapai 30 persen.
 
Menimbang kondisi tersebut, mahasiswa FTI ITB Kampus Cirebon yang tergabung dalam kelompok 4 Idea Lab mengembangkan prototipe aplikasi anti begal yang diberi nama Rogue Signal. Rogue Signal hadir sebagai jawaban atas keresahan mahasiswa terhadap maraknya kasus begal di Cirebon. 
 
“Kita ambil data dari kuesioner dan wawancara bersama polisi dan warga yang pernah menjadi korban pembegalan dan ternyata kondisinya memang serawan itu. Polisi sering sekali menerima laporan kasus pembegalan. Ada yang kehilangan motornya, terluka, sampai ada yang tidak selamat. Dari masalah itu kita melihat perlu adanya sesuatu untuk menangani masalah ini,” kata perwakilan kelompok 4 Laura Cindy Hartono dikutip dari laman itb.ac.id, Senin, 3 Oktober 2022. 





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Rogue signal merupakan aplikasi yang akan mengirimkan titik lokasi korban begal kepada pihak berwajib maupun pengguna lain dengan kode suara “danger”. Aplikasi ini bekerja menggunakan sistem voice recognition yang dikombinasikan dengan shortcut khusus untuk meminimalisir ketidaksengajaan pengguna mengucapkan kata “danger”. 
 
Ketika pengguna menekan shortcut dan mengucapkan kata “danger” secara bersamaan, aplikasi akan mengirimkan sinyal bahaya kepada polisi untuk menindak di lokasi kejadian. Sedangkan, sinyal kepada pengguna lain dimaksudkan untuk memberi peringatan daerah rawan begal.
 
Proses registrasi Rogue Signal membutuhkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai autentikasi dan penjamin identitas pengguna. Hal ini untuk menghindari pengguna iseng yang menyalahgunakan aplikasi tersebut di luar keadaan darurat. 
 
Untuk memperkuat sistem keamanannya, Rogue Signal juga dilengkapi dengan sistem speech recognition yang akan menyimpan rekaman suara spesifik untuk masing-masing pengguna sehingga tiap akun hanya dapat digunakan oleh satu orang.
 
Laura menjelaskan fitur pada menu utama yang ditawarkan dalam aplikasi, antara lain denah, riwayat, rumah sakit, RoSi, dan polisi. Seluruh sistem dalam aplikasi tersebut dibangun menggunakan bahasa pemrograman Python dengan memanfaatkan beberapa library yang tersedia luas di internet.
 
“Ketika ada alarm bahaya, fitur denah akan memunculkan titik lokasi agar polisi terdekat bisa langsung menuju lokasi tersebut. Kemudian untuk riwayat kasus pembegalan akan di-update setiap hari agar pengguna tahu daerah yang lebih rawan dari lainnya. Fitur rumah sakit berisi kontak rumah sakit yang ada di wilayah Cirebon, sedangkan fitur RoSi berguna sebagai layanan konsumen. Pengguna juga dapat memanfaatkan fitur polisi yang berisi kontak aparat untuk keadaan darurat,” papar dia. 
 
Aplikasi Rogue Signal bukan berfungsi untuk menghilangkan begal. Namun, langkah penanganan maupun penanggulangan yang sifatnya preventif.
 
Meskipun masih berupa prototipe, Rogue Signal akan memiliki potensi yang besar dalam menurunkan angka kriminalitas khususnya begal di wilayah Cirebon. Melalui aplikasi ini juga mahasiswa berharap mendapatkan umpan balik dari pemangku kebijakan untuk memberikan perhatian lebih terhadap masalah pembegalan di Cirebon dalam bentuk peningkatan keamanan dari segi layanan maupun infrastruktur penunjangnya.
 

 

(REN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *