Denger Nih! Ada 3 Ancaman Utama Sektor Pertanian Saat Ini

Jakarta: Peranan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) menjadi sangat penting bila dikaitkan dengan tiga tantangan dan ancaman utama sektor pertanian saat ini.
 
“Tiga ancaman itu adalah pascapandemi covid-19, perubahan iklim, dan tekanan geopolitik Rusia-Ukraina,” ungkap Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 3 Oktober 2022.
 
Menurut Dedi, ketidakpastian ini perlu disikapi dengan upaya peningkatan produksi dan produktivitas pada subsektor budi daya dengan menerapkan konsep efisiensi dan konservasi lingkungan.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dedi mengatakan, jika 2022 bisa dikatakan tahunnya P4S. Menurutnya, ada dua alasan yang mendasari hal itu. Pertama, setelah tertunda beberapa tahun, tahun ini Fornas P4S dapat diselenggarakan kembali setelah Fornas terakhir di Takalar Sulawesi Selatan pada 2010.
 

“Tahun ini kita bisa melaksanakan kembali Forum Nasional P4S dengan tema P4S sebagai pembaharu perdesaan tingkatkan ketersediaan pangan lokal melalui pemanfaatan teknologi smart farming,” katanya.
 
Alasan kedua, di 2023, BPPSDMP mendorong beberapa P4S untuk menjadi sasaran Dana Alokasi Khusus (DAK) terkait Pertanian Presisi dan Regeneratif.
 
“P4S itu tumbuh secara swadaya dengan dilatar belakangi oleh motivasi petani atau pelaku usaha agribisnis yang sukses dalam usahanya untuk membagi pengalaman dan kiat-kiat keberhasilannya kepada sesama petani melalui proses pelatihan dan permagangan di bidang pertanian perdesaan,” ungkapnya.
 
Dijelaskannya, Forum Nasional P4S tahun ini dilakukan secara hybrid (offline dan online) dan dihadiri 1.620 orang, terdiri dari Forum Komunikasi Nasional, Forum Komunikasi P4S Provinsi, P4S Model, dan P4S Swadaya.
 
Sedangkan kegiatan Magang bagi Petani diikuti sebanyak 180 orang peserta yang berasal dari 18 Kabupaten dari wilayah lokasi Project READSI. Peserta Pelatihan Teknis Smart Farming bagi Petani dan Penyuluh Provinsi Bali diikuti sebanyak 80 orang peserta.
 

(AHL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *