Kitab Barzanji Dibaca Saat Maulid Nabi, Gus Baha: Dianggap Baca Mantra

SuaraBandung.id – Kitab Barzanji biasa dilantunkan dalam acara-acara seperti khitanan ataupun peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Namun, masih ada sebagian kelompok umat Islam yang menganggapnya sebagai bid’ah.

Gus Baha pernah mengungkapkan dalam satu ceramahnya tentang penyebab kitab Berzanji dianggap bid’ah oleh sebagian kelompok umat Islam.

Dilansir SuaraBandung.id dari video short dalam kanal YouTube Santreh Kopengan yang diunggah pada 2 Oktober 2022, berikut ulasannya.

Baca Juga:Simpang Siur, Kapolri Pastikan Korban Tragedi Kanjuruhan Malang Berjumlah 125 Jiwa

Gus Baha mengatakan bahwa dirinya sering menjelaskan tentang kitab Barzanji yang isinya sering disalahpahami oleh sebagian orang.

“Saya berkali-kali ngomong di mana-mana. Lha, Barzanji itu nasibnya kurang baik. (dibaca pakai) bahasa arab, yang baca nggak paham, yang dengar nggak paham. Akhirnya kubu sebelah dianggap baca mantra,” ungkap Gus Baha disambut tawa pendengarnya.

Kemudian Gus Baha mengungkapkan bagaimana kitab Barzanji dikatakan bid’ah oleh sebagian kelompok orang. Ia pun menjelaskan apa isi kitab Barzanji itu.

“Nah terus dihukumi bid’ah kan, coba kalau itu ditulis bahasa indonesia. Nasab Muhammad, dia punya bapak Abdullah (namanya), punya mbah (kakek) Abdul Muthalib (namanya), paling kubu sebelah nggak akan bilang bidah, pasti ngomong ini buku sejarah,” ungkap Gus Baha.

Gus Baha lalu menjelaskan bahwa yang menjadi persoalan dalam hal itu adalah kurangnya pemahaman bagi orang yang membaca maupun mendengarkan kitab Barzanji.

Baca Juga:Tragedi Kanjuruhan Malang, Bonek Berharap Adanya Evaluasi dan Pembenahan Semua Pihak

“Jadi gara-gara (pakai bahasa) bahasa Arab. Sing maca ora paham (yang baca tidak paham). Sing nyenggak yo ora paham (yang mendengarkan tidak paham), (terus dikira) mantra. Sing ngritik yo luwih ora paham (yang mengkritik ya lebih tidak paham). Ya sudah akhirnya seperti itu,” kata Gus Baha.

Gus Baha juga mengingatkan bahwa Barzanji membela nabi dari sisi nasab.

“Jadi barzanji tuh bela-belain nabi itu yang dilihat sisi nasab, wa ‘adnaanu bilaa raibin ‘inda dzawil ‘ulumin,” pungkas Gus Baha.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *