Mengkhawatirkan, Usia Bahasa Daerah Terus Menurun

Jakarta: Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Aminudin Aziz menyebut panjang usia atau vitalitas bahasa daerah di Indonesia terus mengalami penurunan. Dia menyebut tak ada bahasa daerah di Indonesia yang berpotensi memiliki usia panjang.
 
“Tahun lalu kami mengadakan lagi kajian tentang daya hidup bahasa-bahasa daerah. Nah, ternyata ini memang mengkhawatirkan, tidak ada satu pun bahasa kita, bahasa daerah yang daya hidupnya itu naik. Tidak ada. Cenderung turun,” ujar Aminudin dalam taklimat media bersama Fortadikbud, Minggu, 2 Oktober 2022.
 
Dia memaparkan semakin pendeknya usia bahasa daerah terjadi merata di berbagai wilayah di Indonesia. Padahal, dulu penurunan umur bahasa daerah hanya terjadi di wilayah Indonesia Timur.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Hanya terjadi pada bahasa-bahasa daerah dari Indonesia timur yang memang jumlah penuturnya sedikit, kini jutru terjadi juga pada pahasa daerah dengan penutur yang banyak seperti di Indonesia barat,” tutur dia.
 
Aminudin menyampaikan total bahasa daerah di Indonesia saat ini sebanyak 718. Sejatinya, kata dia, vitalitas bahasa daerah yang terus menurun merupakan fenomena global.
 
Dia mengatakan UNESCO mengakui setiap dua minggu ada satu bahasa daerah hilang atau punah di dunia. “Sehingga dalam 30 tahun ini ada 200 bahasa daerah, bahasa ibu seluruh dunia itu hilan,” ujar dia. 
 
Aminudin mengatakan pihaknya telah melakukan kajian pada 2021 terhadap 24 bahasa daerah dengan jumlah penutur besar. Semuanya mengalami pelemahan atau berkurang penutur bahasa daerah.
 
“Ambil contoh, kalau kehilangan untuk bahasa Sunda statistiknya 10 tahun terakhir itu 2 juta orang penuturnya hilang. Kehilangan 2 juta dari penutur 48 juta enggak terlalu terasa, tapi bagi bahasa-bahasa kecil yang ada di Indonesia timur, yang penuturnya hanya tinggal 5 ribu orang, kehilangan 500 atau 1.000 orang itu mencengangkan, malapetaka,” kata Aminudin.
 

 

(REN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *