Dampak Tragedi Kanjuruhan, Okie Agustina Kini Takut ke Stadion Dampingi Suami Tanding

Suara.com – Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 150 orang, berdampak tak hanya bagi pecinta sepakbola di Malang, Jawa Timur. Para pelaku di industri si kulit bundar sendiri pun kini punya ketakutan tersendiri untuk menginjakkan kaki di stadion.

Salah satu cerita datang dari Okie Agustina. Hadir di program Pagi Pagi Ambyar Trans TV, Kamis (6/10/2022), ia menyebut Tragedi Kanjuruhan membuatnya enggan datang lagi ke stadion.

Okie Agustina dan Gunawan Dwi Cahyo [Instagram]
Okie Agustina dan Gunawan Dwi Cahyo [Instagram]

“Aku sendiri juga sekarang jadi takut,” ujar Okie Agustina.

Okie Agustina kemudian bercerita bahwa dirinya sering mendampingi sang suami Gunawan Dwi Cahyo saat bertanding sepakbola. Sehingga ia sudah cukup akrab dengan atomsfer stadion yang penuh suporter.

Baca Juga:
Kiesha Alvaro Ngeluh Okie Agustina Kelewat Ikut Campur Urusan Asmaranya: Gue yang Jalanin, Dia yang Pusing

“Aku kan sering ke stadion bawa anak, jadi ya aku tahu betul rasanya,” kata Okie Agustina.

Okie Agustina pernah merasakan suasana panas di stadion saat pendukung salah satu klub tak terima dengan apa yang terjadi di lapangan. Bedanya, kerusuhan saat itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

“Kalau kemarin kan bisa sampai pada lihat langsung korban yang sakaratul maut,” tutur Okie Agustina.

Sebagaimana diketahui, kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022 memicu kemarahan Aremania yang datang menyaksikan pertandingan.

Usai peluit panjang dibunyikan, salah satu Aremania turun ke lapangan untuk mengutarakan kekecewaan dan disusul yang lain.

Baca Juga:
Ingin Nikah Muda, Kiesha Alvaro Belajar dari Kegagalan Pasha Ungu dan Okie Agustina

Okie Agustina (Sumarni/Suara.com)
Okie Agustina (Sumarni/Suara.com)

Imbasnya, polisi langsung menembakkan gas air mata untuk mengurai massa. Sayangnya, asap dari gas air mata justru memenuhi tribun tempat Aremania yang tidak ikut melakukan protes.

Tembakan gas air mata juga yang diduga menimbulkan banyaknya korban jiwa dari Aremania yang masih berada di tribun suporter karena sesak napas.

Selain dari supporter, dua korban meninggal dunia juga datang dari pihak kepolisian yang malam itu bertugas mengamankan pertandingan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *