Pemerintah Pecut Transformasi Industri Jagung Demi Wujudkan Ketahanan Pangan

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendukung transformasi industri jagung bagi ketahanan pangan nasional dengan mendorong inovasi dan penggunaan teknologi pertanian tepat guna.
 
Pemerintah, kata Airlangga, telah berkomitmen untuk melakukan berbagai langkah dalam mendorong produksi jagung. Salah satunya dengan melakukan pengamanan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi.
 
“Berdasarkan data USDA tahun 2022, produksi jagung Indonesia sebesar 34,4 juta ton dan kita boleh bangga sudah tiga tahun terakhir tidak ada kebutuhan untuk mengimpor jagung untuk bahan baku pakan ternak,” kata Airlangga dalam keterangan resmi, Kamis, 6 Oktober 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Langkah yang ditempuh pemerintah selanjutnya adalah melakukan efisiensi di seluruh lini kegiatan dalam rantai pasok jagung, mulai dari proses panen, penanganan pascapanen, penyimpanan, hingga proses transportasi dan distribusi melalui penerapan inovasi dan teknologi pertanian yang tepat guna. Salah satunya seperti penggunaan teknologi digital dalam precision agriculture.
 

 
Selain itu, Airlangga menuturkan pemerintah telah melakukan upaya diversifikasi pangan guna memperkuat basis ketahanan pangan dengan meningkatkan produksi komoditas lainnya seperti kedelai, singkong, sorgum, dan sebagainya.
 
Lebih lanjut, pemerintah juga mendorong penggunaan benih unggul hasil rekayasa secara genetika atau genetically modified organism (GMO) guna meningkatkan produktivitas komoditas pangan terutama pada beras dan jagung agar dapat diproduksi dengan waktu yang cukup singkat.
 
Dengan tingginya potensi hilirisasi industri pengolahan jagung untuk produksi makanan olahan seperti pati jagung, bihun jagung, corn grits, tepung jagung, pemanis, dan makanan ringan. Ia berharap agar dapat dilakukan ekspansi industri pengolahan jagung di sejumlah wilayah.
 
Kemudian, dapat dilakukan pula penyesuaian spesifikasi bahan baku jagung antara produksi dalam negeri dengan kebutuhan industri serta peningkatan kadar aflatoksin produksi jagung dalam negeri.
 
“Kita pun juga patut bersyukur karena kebutuhan Industri makanan dan minuman untuk pasokan bahan baku dan bahan penolong lebih terjamin ketersediaannya dengan adanya penerapan kebijakan neraca komoditas,” ucap dia.

 

(HUS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *