Simak, Ini Beda Alergi Debu dan Alergi Tungau yang Kerap Dialami Anak

Jakarta: Anak-anak seringkali mengalami batuk dan pilek hanya pada waktu tertentu. Orang tua mungkin menganggapnya sebagai alergi debu. Namun, bisa saja si kecil menderita alergi tungau, lho.

Penyebab anak sakit mulai dari batuk dan pilek hingga terjadi bengkak pada kulit ternyata disebabkan oleh tungau, bukan debu. Maka bisa disebut dengan alergi tungau, bukan alergi debu. Tungau dan debu pun berbeda, meski terdapat di tempat yang sama, soft furniture.

“Debu dan tungau itu berbeda. Debu itu ya polusi, ya. Kalau tungau ini hewan mikroskopik yang enggak kasat mata, cuma bisa dilihat di mikroskop. Hidupnya ini biasanya di tempat lembap dan hangat,” kata Pratiwi Halim, Founder dari HydroClean saat talkshow virtual bersama Tentang Anak: Cara Tepat Atasi Anak Balita Rentan Alergi Tungau, pada 6 Oktober 2022.

 

Penyebab alergi tungau terjadi

Ada 1 dari 3 anak mengalami alergi ini. Orang tua seringkali menganggap remeh, hanya didiamkan saja. Terlebih, orang tua hanya tahu tentang alergi debu, bukan alergi tungau. Jika anak terkena enzim dari kotoran tungau, maka bisa menyebabkan batuk, pilek, sesak napas, hingga terjadi pembengkakan pada kulit.

“Yang bikin anak terkena alergi itu adalah si tungaunya. Tungau ini punya enzim di kotorannya dan bisa membuat anak alergi. Bisa batuk, pilek, sesak napas, atau bisa kesulitan untuk tidur di malam hari,” kata dr. Mesty Ariotedjo selaku Dokter Spesialis Anak dan juga Founder @tentanganakofficial.

Kemudian dr. Mesty juga menambahkan bahwa alergi tungau ini biasanya muncul pada waktu-waktu tertentu. Alergi tungau memang berada di lingkungan yang menyebabkan sakit, seperti di kamar.



Talkshow virtual bersama Tentang Anak: Cara Tepat Atasi Anak Balita Rentan Alergi Tungau bersama Hydroclean dan @tentanganakofficial. (Aulia Putriningtias/Medcom)

“Saat di rumah, anak batuk dan pilek. Waktu ke sekolah malah biasa-biasa saja. Pas pulang, begitu lagi. Yang begitu harus diperhatikan, siapa tahu memang alergi tungau yang pencetusnya dari kamar si anak,” katanya.

Gejala pada anak jika terkena alergi tungau bisa terlihat, bisa juga tidak. Jika terlihat, anak pada umumnya mengalami batuk, pilek, susah bernapas, hingga bengkak pada bagian kulit. Namun, jika tidak terlihat, kamu bisa melihat bagaimana cara anak tidur.

Tidur malam merupakan aktivitas penting bagi manusia, tak terkecuali anak. Jika pada malam hari tidur anak terganggu, maka akan memengaruhi penurunan konsentrasi saat sedang belajar di sekolah.

“Dampaknya anak tidak akan fokus karena kurang tidur. Ya, seperti orang dewasa saja, ya, mudah marah, gak fokus, mengantuk, dan lain-lain,” tambah dr. Mesty.

 

Cara mengatasinya

Untuk menghindari anak tidak terkena alergi tungau, pastikan bahwa soft furniture seperti kasur, sofa, gorden, karpet, dan lainnya dibersihkan dengan vakum khusus debu dan tungau. Karena, setiap vakum memiliki perbedaan mesin dan jenis vakum debu dan tungau ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang ingin menghindari alergi tungau.

“Meski dibersihkan oleh vakum, tetapi berbeda ya vakumnya. Harus vakum yang menyedot debu dan tungau sekaligus. Karena tungau itu kan punya cengkram dan berada di dalam, jadi harus memakai vakum yang memang diperuntukkan buat nyedot si tungau,” pungkas Pratiwi Halim.

HydroClean sendiri memperkenalkan vakum dengan menggunakan mesin HydroAllergenic System yang berteknologi separator, yang memiliki daya hisap lebih dari 200 ribu rpm dan mampu memisahkan udara, partikel debu, dan juga tungau.
(FIR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *