Startup Akuakultur Delos Reguk Peluang dari Budi Daya Tambak Udang

Jakarta: Startup akuakultur Indonesia, Delos, mencatat beberapa pencapaian dalam target tahunannya. Perseroan masih terus meniti peluang agar Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia dengan garis pantai sepanjang 95 ribu kilometer (km) ini dapat memiliki komoditi ekspor udang yang besar.
 
Bahkan, sesungguhnya Indonesia mampu menjadi yang terbesar di dunia, jika 75 persen dari total keseluruhan tambak di Indonesia dapat berkontribusi lebih dari 10 persen kuantitas ekspor.
 
“Delos terus mengejar ambisi menjadikan Indonesia sebagai produsen udang terbesar di dunia. Sekaligus menjadi pemimpin Revolusi Biru serta membekali para petambak dengan teknologi berbasis sains dan manajemen operasional. Perjalanan sebagai pemimpin revolusi biru akuakultur Indonesia akan terus berlangsung dan berkomitmen membantu serta mendukung para petambak untuk meingkatkan produktivitas panen mereka,” ujar CEO Delos Guntur Mallarangeng, saat diskusi daring, Jumat, 7 Oktober 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dia menjelaskan, ada tiga pencapaian Delos dalam satu tahun perjalanannya, di antaranya yakni AquaHero, peningkatan produktivitas hasil panen hingga dua kali lipat, serta didirikannya program pelatihan akuakultur.
 

AquaHero

Usai meraih pendanaan tahap awal dari sejumlah investor seperti MDI Ventures dari Arise Fund (co-invest dengan Finch Capital) dan Centauri Fund (co-invest dengan KB Financial Group), serta Alpha JWC, kini Delos sukses meluncurkan aplikasi AquaHero yang menjadi gabungan antara sains, teknologi, dan manajemen operasional untuk memudahkan petambak memonitoring dan meningkatkan produktivitas tambak udang mereka berdasarkan data.
 
“AquaHero menggunakan metode pengumpulan data modern dan metode sains mutakhir untuk memperkirakan treatment yang dibutuhkan sekaligus untuk meminimalisir risiko dalam budi daya udang. Sistem ini telah diimplementasikan pada tambak-tambak udang yang tergabung dalam ekosistem Delos,” jelas dia.

Hasil panen naik dua kali lipat

Satu tahun berproses, Delos telah berhasil mengelola ratusan hektare area tambak udang intensif dan superintensif yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, tentunya masih banyak hektar area tambak lain di seluruh Indonesia yang memerlukan sentuhan Delos. Dari keseluruhan tambak yang telah dikelola, perseroan berhasil meningkatkan produktivitas hasil panen hingga dua kali lipat dari sebelumnya.
 
“Sekaligus berhasil mencegah penyakit dengan tes kualitas air yang rutin dilakukan setiap hari. Sementara dari segi profitabilitas, tim manajemen selalu memantau biaya operasional tambak, sehingga modal budi daya udang yang dikeluarkan menjadi lebih efisien,” kata dia.

Delos Maritim Institut

Delos Maritim Institut (DMI) merupakan salah satu program pelatihan akuakultur yang berfokus pada kualitas SDM yang berkelanjutan di masa mendatang telah merampungkan angkatan studi pertamanya. Oktober ini, DMI tahap kedua membuka seleksi untuk peserta didik angkatan kedua yang tidak hanya menyasar mahasiswa semester akhir dan lulusan baru, namun juga mengajak anak kolam dan anak nelayan untuk berpartisipasi sebagai peserta. Delos ingin memfasilitasi anak-anak bangsa yang ingin belajar langsung di bidang akuakultur, khususnya budi daya udang.
 
“Mewujudkan mimpi menjadikan Indonesia sebagai pemain utama ekspor udang dunia memang tidak mudah. Namun, dengan potensi alam dan sumber daya manusia yang dikelola dengan baik, Delos percaya mimpi ini akan segera tergapai. Harapannya dengan bertambah usia, Delos dapat mewujudkan pencapaian itu,” tutur Guntur.
 

(AHL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *