Taiwan Tegaskan Tak Akan Bergantung Pada Negara Lain untuk Pertahanan, Yakin Bisa?

Taipei: Presiden Tsai Ing-wen menegaskan bahwa Taiwan tidak akan bergantung pada negara lain untuk masalah pertahanan. Namun, dirinya menyambut baik komitmen Amerika Serikat (AS) untuk menjaga keamanan pulau yang diatur secara demokratis di tengah apa yang disebut diri Tsai sebagai pelanggaran batas kedaulatan Tiongkok.
 
Pernyataan Tsai ini telah direkam sebelumnya dan disampaikan kepada para hadirin AS di sebuah forum di Washington. Pernyataan ini sendiri muncul setelah Presiden AS Joe Biden berjanji pada September untuk membela Taiwan jika terjadi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh Tiongkok.
 
Dalam pidatonya kepada lembaga pemikir Global Taiwan Institute yang berbasis di Washington, Tsai berterima kasih kepada pemerintahan Biden dan Kongres AS karena menjunjung tinggi komitmen AS untuk keamanan Taiwan serta atas penjualan senjata militer AS baru-baru ini. 





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


 “Tapi kami tidak akan bergantung pada orang lain untuk membela diri kami sendiri,” ujar Tsai, seperti yang dikutip dalam laman Channel News Asia, pada Kamis, 6 Oktober 2022.
 
“Itulah sebabnya saya ingin menegaskan kembali bahwa Taiwan agar dapat berkomitmen penuh untuk melindungi keamanan bersama dan mempertahankan cara hidup demokratis. Kami juga bekerja untuk menyesuaikan strategi pertahanan kami dengan perubahan ancaman yang kami hadapi,” tambahnya.
 
Meskipun Gedung Putih mengatakan janji Biden tidak menandakan perubahan dalam kebijakan AS, para kritikus berpendapat dia mungkin telah melemahkan dengan sengaja atau tidak berdasarkan sikap AS untuk tidak mengambil posisi tentang kemerdekaan Taiwan.
 
Sementara itu, Tiongkok yang memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, melakukan latihan militer skala besar untuk menunjukkan kemarahannya atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada bulan Agustus lalu.
 
Sejak saat itu, kegiatan militer Tiongkok terus berlanjut. Meskipun pada tingkat yang jauh berkurang, namun pesawat militer Negeri Tirai Bambu secara rutin tetap melintasi garis tengah di Selat Taiwan yang selama bertahun-tahun bertindak sebagai penghalang tidak resmi antara kedua belah pihak.
 
Di sisi lain, Taiwan, yang sangat menentang klaim Tiongok, melaporkan pada hari Rabu bahwa delapan pesawat Tiongkok terbang melintasi garis median. Tsai lalu mengatakan bahwa operasi itu melanggar kedaulatan Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
 
“Kami tahu dari sejarah dan peristiwa terkini bahwa ancaman terhadap satu negara atau wilayah diterjemahkan secara langsung dan tidak langsung menjadi peningkatan ancaman terhadap negara tetangganya,” pungkas Tsai. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
 

(FJR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *