Petani Bisa Maksimalkan Penggunaan Pupuk Kimia dan Organik

Mukomuko: Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, meminta petani memaksimalkan penggunaan baik pupuk kimia maupun pupuk organik untuk meningkatkan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit saat musim trek (hasil panen relatif menurun) seperti sekarang ini.
 
Petani harus melakukan intensifikasi seperti pemupukan dan pemeliharaan biar produksi sawit meningkat lagi,” kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Meri Marlina di Mukomuko dikutip dari Antara, Sabtu, 8 Oktober 2022.
 

Ia menekankan hal itu karena mayoritas kebun kelapa sawit rakyat di daerah ini kerap mengalami penurunan produksi saat musim trek atau sedikit berbuah.
 
Menurutnya, kebanyakan petani di daerah ini sawitnya dibiarkan saja terlantar, dan diberikan pupuk selama enam bulan bahkan setahun sekali. Apalagi, lanjutnya, dalam situasi sekarang ini musim hujan sehingga berpengaruh terhadap kesuburan tanaman kelapa sawit.
 
Ia mengingatkan bahwa masih ada produksi kebun kelapa sawit milik sejumlah petani di daerah ini yang masih tinggi karena rajin perawatan dan pemeliharaan otomatis produksi juga meningkat sesuai kehendak petani.
 
Selain itu, ujar dia, memang petani di daerah ini harus diberikan edukasi bukan hanya tentang replanting dan umur tanaman, tetapi diberikan edukasi pula dengan bimbingan tentang bagaimana caranya agar produksinya bisa meningkat melalui pemupukan yang teratur sesuai dengan kebutuhan.
 
Ia mengatakan, instansinya yang memiliki fungsi evaluasi dan monitoring cuma menyampaikan biar produksi meningkat, selain dipelihara juga dirawat.
 
“Kalau ada gangguan hawa diberi racun untuk menghindari serangan hama,” ujarnya.
 
Hardiansyah, petani Kecamatan Lubuk Pinang mengatakan penurunan produksi tandan buah segar kelapa sawit saat musim trek sekarang ini tergantung dengan petaninya.
 
Dia mengatakan memiliki lima titik kebun kelapa sawit, hanya satu titik kebun kelapa sawit yang trek, yang empat titik justru mengalami peningkatan karena sebulan yang lalu dipupuk.
 
“Ada satu titik kebun yang produksinya turun karena pemupukan tidak seimbang ditambah lagi musim trek,” ujarnya.
 

(SAW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *