Reuni Mengharukan Dara Puspita di Synchronize Festival setelah Bubar 50 Tahun Silam

Jakarta: Sabtu, 8 Oktober 2022, adalah malam bersejarah. Dara Puspita, grup band perempuan pertama di Indonesia reuni setelah bubar 50 tahun silam. Adalah Synchronize Festival yang punya ide gila mempertemukan kembali para veteran Dara Puspita di atas panggung. Founder band, Titiek Adji Rachman (77), bersama adiknya sang gitaris rhytm Lies Adji Rachman (76), diterbangkan dari Belanda khusus untuk reuni ini. Keduanya kembali dengan vokalis-bassist eksentrik Titiek Hamzah (73), dan drummer energik Susy Nander (75), setelah terakhir kali tampil sebagai Dara Puspita pada 1972, di Makassar.
 
Bertempat di Gambir Expo Kemayoran, reuni ini diberi tajuk “Spirit of Dara Puspita Bersama Fleur.” Konsep ini diusung untuk membawa pesan bahwa regenerasi band perempuan di Indonesia tak padam. Fleur sendiri merupakan band yang awalnya terbentuk karena terinspirasi Dara Puspita.
 
“Fleur itu awalnya band tribute Dara Puspita,” ujar bassist Yuyi Trirachma dari atas panggung.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Penampilan “Spirit of Dara Puspita Bersama Fleur” dibuka dengan trio MMS yang terdiri dari Mar Galo (Jirapah), Aprimela “Mela” Prawidyanti (White Shoes and the Couples Company), dan Aprilia “Sari” Apsari (White Shoes and the Couples Company), pada pukul 19:15. Mereka membuka panggung dengan membawakan lagu Dara Puspita, “A Go Go,” dan “Burung Kakatua.”
 
Tuntas membawakan dua lagu Dara Puspita, MMS turun panggung. Kemudian panggung diisi dengan Nonaria, trio pop perempuan yang dikenal memiliki kemampuan musikalitas tinggi. Nonaria membawakan lagu ciptaan Titiek Puspa yang dipopulerkan Dara Puspita, “Soal Asmara.”
 
Penghormatan terhadap Dara Puspita berlanjut dengan kehadiran band perempuan asal Lombok, The Dare. Mereka membawakan “Pip Pip Yeah,” sebelum akhirnya Dara Puspita benar-benar muncul ke atas panggung.
 
Sorak sorai ribuan penonton bergema berbarengan dengan munculnya Titiek AR, Titiek Hamzah, Lies AR, dan Susy Nander. Para personel sudah tampak tua, namun energi yang besar terpancar dari atas panggung.
 
“Kami di sini buat kamu semua,” sapa Titiek Hamzah dari atas panggung.
 
“Setelah 50 tahun (bubar), Synchronize festival hubungi saya. Dara Puspita mau nggak muncul untuk Synchronize, dan kami minta tunas-tunas kami menyatu di atas panggung,” lanjut Titiek Hamzah merujuk konsep kolaborasi dengan para musisi perempuan muda.
 
Sepanjang penampilannya, Titiek Hamzah tampil interaktif. Sesekali dia memutar-mutar tongkatnya sembari wira-wiri di atas panggung, dan bercanda dengan penonton. Personel yang lain tak banyak bicara.
 
Susy Nander, terdengar masih kuat menjaga tempo dengan pukulan ciri khasnya yang kencang. Dalam wawancara di program pengarsipan Shindu’s Scoop, Susy Nander mengaku masih berlatih drum setiap hari. Tak heran pada usianya yang menginjak 75 tahun masih sangat piawai.
 
Titiek Hamzah berkali-kali mengumandangkan pesan dan semangat emansipasi musisi perempuan Indonesia. 
 
“Hidup musisi Indonesia!” pekik Titiek Hamzah.
 
Reuni ini berlangsung hangat. Titiek Hamzah adalah entertainer sejati. Keluwesannya di atas panggung membuat penonton yang didominasi generasi jauh dibawahnya tetap nyaman. Beberapa kali Titiek Hamzah menyebut personel Dara Puspita adalah “nenek-nenek gokil.”
 
Sebelum mengakhiri penampilannya, Titiek Hamzah secara simbolis menyerahkan tongkatnya kepada bassist Fleur, Yuyi Trirachma, sebagai bentuk regenerasi yang tak terputus dari apa yang telah dirintis Dara Puspita.
 
“Semoga musisi perempuan Indonesia semakin gegap gempita dan hidup sempurna,” ujar Titiek Hamzah.
 
Dara Puspita tampil membawakan hit “Surabaya,” “Mari Mari,” “Hey Kasih,” “Pantai Pattaya.” Menariknya, sebelum membawakan lagu “Pesta Pak Lurah,” Dara Puspita memainkan potongan lagu Led Zeppelin, “Whole Lotta Love.”
 
Penampilan Dara Puspita ditutup dengan lagu “Na Na Hey Hey Kiss Him Goodbye” dari Steam. Sebelum turun panggung, Titiek Hamzah menyanyikan potongan “Padamu Negeri.” 
 
Momen haru terjadi saat mereka usai membawakan seluruh set list. Keempat personel Dara Puspita berpelukan. Butuh lima dekade untuk mereka kembali berpelukan bersama di atas panggung. Titiek Hamzah tampak tak kuasa menahan tangis. Ini adalah momen penting dalam hidup personel Dara Puspita. Mereka pernah mengalami susah senang bersama. Merantau ke Eropa pada 1968-1971, tampil lebih dari 250 kali di sana. Rekaman di studio yang sama dengan The Beatles, dan catatan-catatan mengagumkan lain. 
 
Sayangnya, Dara Puspita sejauh ini tak memiliki rencana untuk melanjutkan reuni ini dengan tur. Titiek AR dan Lies AR akan kembali pulang ke Belanda, tempat tinggal mereka setelah Dara Puspita bubar. Konser reuni Dara Puspita telah usai, namun spirit mereka tetap menyala.
 
Simak wawancara lengkap perjalanan Dara Puspita di bawah ini:
 

 

 

 

 
 

 

 

(ASA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *