Penggunaan Kain Sisa dan Upaya Mengangkat Isu Keberlanjutan di Industri Fashion

Suara.com – Isu berkelanjutan atau sustainability sangat dekat dengan kehidupan manusia modern, termasuk urusan fashion atau berpakaian.

Dikatakan oleh Academic Program Manager ESMOD Jakarta – Patrice Desilles, isu keberlanjutan bisa dimulai dengan mengurangi sampah kain akibat tingginya permintaan industri fashion.

Gelaran Emerging Designer (Dok ESMOD Jakarta)
Gelaran Emerging Designer (Dok ESMOD Jakarta)

Salah satunya dengan menggunakan sisa-sisa kain, yang kemudian dibentuk menjadi produk fashion kekinian namun tetap mengusung isu keberlanjutan.

Saat tampil dalam perhelatan Jakarta Fashion and Food Festival 2022, sebanyak enam mahasiswa ESMOD Jakarta dan dua brand alumnus sekolah mode tersebut tampil memamerkan karya berkelanjutan.

Baca Juga:
Optimalkan Limbah Plastik UMKM, Kemenparekraf dan SmesHub Bangun Kerja Sama

Diselenggarakan di La Piazza, Summarecon Mall Kelapa Gading, para mahasiswa dan alumnus tampil dalam fashion show bertajuk Emerging Designer, yang memiliki konsep keberlanjutan namun tetap mengusung warisan budaya Tanah Air.

“Koleksi yang ditampilkan kali ini mengambil inspirasi dari elemen-elemen tradisional yang di aplikasikan dengan teknik modern serta mengusung fashion keberlanjutan,” kata Patrice, dikutip siaran pers, Selasa (11/10/2022).

Gelaran Emerging Designer (Dok ESMOD Jakarta)
Gelaran Emerging Designer (Dok ESMOD Jakarta)

Dibuat dengan Desain yang Sadar Lingkungan
Ia melanjutkan, karya-karya yang ditampilkan dibuat dengan desain sadar lingkungan termasuk sarat penggunaan bahan sisa sebagai upaya mengurangi limbah fashion.

Enam mahasiswa yang tampil tersebut adalah Fhelly Sutjiadi, Eva Valentina Thendy, Salsabila Benita Fawwas, Nahla Shabika, Rosaline Riwena Rianto, Felicia Monica.

Selain itu, ada juga dua brand koleksi dari alumni ESMOD Jakarta yakni Suedeson by Kimberly Tandra yang menampilkan koleksi gerinspirasi anggrek bulan dan bunga sepatu, serta Djoe Official by Ayundavira Intan yang tampil dengan koleksi upcycling denim.

Baca Juga:
Sampah di TPAS Burangkeng Longsor, Pemkab Bekasi Dituntut Segera Cari Solusi Konkret

“Setiap orang sejak anak-anak harus sadar untuk memiliki gaya mereka sendiri dalam berbusana yang mencerminkan karakter mereka tetapi tetap saling bertoleransi dalam keragaman,” tambah Ayundavira.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *