Penjual Dawet hingga Kericuhan di Tribun Jadi Hoaks Terparah dalam Tragedi Kanjuruhan

Suara.com – Di tengah tragedi Kanjuruhan yang masih menjadi topik pembicaraan, ada sejumlah informasi yang tidak sesuai fakta atau hoaks. Hal ini tentunya dapat menyesatkan banyak pihak, terlebih para pengguna media sosial.

Sikap pihak kepolisian yang dinilai tidak terbuka saat awal tragedi Kanjuruhan ini diduga menjadi salah satu penyebab timbulnya hoaks di kalangan masyarakat. 

Adapun deretan hoaks soal tragedi Kanjuruhan selengkapnya bisa diketahui melalui poin-poin berikut.

1. Tidak Ada Saksi Penjual Dawet

Baca Juga:
Ketum PSSI Iwan Bule Ingat Sholat di Sela Pertemuan dengan Tim TGIPF terkait Insiden Kanjuruhan

Sempat beredar di media sosial, sebuah video rekaman seorang wanita yang mengaku sebagai penjual dawet di Stadion Kanjuruhan. Tepatnya saat tragedi mengenaskan itu terjadi.

Dalam video, wanita itu bersaksi bahwa tragedi yang menelan ratusan nyawa disebabkan oleh aksi Aremania yang berdesak-desakan. Suporter ini juga disebut melakukan kekerasan saat mencoba keluar dari stadion.

Lebih lanjut, ia mengatakan ada suporter yang memukuli seorang polisi. Padahal petugas itu disebutnya tengah mencoba menyelamatkan anak kecil dari kerumunan massa.

Ia juga mengklaim memberi pertolongan kepada polisi itu dengan membawanya ke toko dawet miliknya. Namun, lanjutnya, suporter masih terus mengejar dan masih berusaha memukul memakai gentong dawet.

Menurutnya, kekerasan itu terjadi lantaran para Aremania mengonsumsi minuman keras dan obat terlarang. Namun, setelah ditelusuri, informasi tersebut hanyalah hoaks.

Baca Juga:
131 Orang Meninggal Dunia, Sutiaji Pastikan Keluarga Korban Kanjuruhan Terima Santunan

Rupanya di sekitar pintu 3 Stadion Kanjuruhan tidak ada penjual dawet. Salah satu Aremania, Achmad Gozali juga mengungkapkan pernyataan serupa. Ia membantah semua yang diucapkan wanita tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *