Bukan Lagi Hal Tabu, Begini Cara Membantu Orang yang Mengalami Sakit Mental

Jakarta: Sebagian orang masih merasa tabu akan kesehatan mental. Biasanya mereka mengadopsi stigma dan memegang keyakinan negatif terhadap penyakit mental.

Stereotipe yang berkembang di masyarakat termasuk keyakinan bahwa orang bertanggung jawab atas masalah kesehatan mental atau mereka yang memiliki penyakit mental bisa saja berbahaya.

Dua hari lalu pada 10 Oktober 2022, kita telah memperingati hari kesehatan mental sedunia. Di mana kita bisa mengekspresikan keadaan emosi yang dirasakan dan itu valid adanya.

Tak bisa dipungkiri, bahwa orang yang menyandang permasalahan pada kesehatan mentalnya, sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitar. Terlebih orang yang mereka sayangi.

Tetapi sangat disayangkan, pengaruh dari stigma yang ada di masyarakat masih banyak orang yang belum tahu cara memperlakukan orang yang punya penyakit mental dan bisa saja perlakuan yang salah akan memperburuk keadaan. Memang sedikit sulit untuk memahami perasaan orang lain, namun tak ada yang tak mungkin untuk memanusiakan manusia.

Dilansir dari laman Psychiatry, ada beberapa cara untuk mempertimbangkan perlakuan terhadap orang lain yang bisa saja mengidap diagnosis tertentu atau sedang mengalami fase terburuk dalam hidupnya. Berikut di antaranya:

 

1. Ketahui tanda peringatan masalah kesehatan mental

Menarik diri dari interaksi sosial, masalah yang tidak biasa berfungsi di sekolah, pekerjaan atau kegiatan sosial atau perubahan dramatis dalam tidur dan nafsu makan adalah tanda-tanda yang mungkin terjadi.

Lihat lebih lanjut tentang tanda peringatan penyakit mental. Seseorang yang menunjukkan tanda-tanda ini atau memiliki pengalaman ini tidak selalu berarti orang tersebut memiliki masalah kesehatan mental, gejalanya juga bisa terkait dengan masalah atau masalah lain.

Tetapi menindaklanjuti dengan evaluasi dari seorang profesional medis dapat membantu mengatasi masalah apa pun dan mencegah gejala yang lebih serius berkembang. Kamu harus memahami karakter orang lain dengan cermat.

 

2. Memulainya mengajak berbicara

Salah satu langkah tersulit dan terpenting mungkin baru memulai percakapan. Kamu tidak harus menjadi ahli atau memiliki jawaban.

Ekspresikan perhatian dan kesediaanmu untuk mendengarkan dan berada di sana untuk orang tersebut. Jangan takut untuk membicarakannya. Yakinkan mereka bahwa kamu peduli dengan mereka dan ada untuk mereka.

Cobalah untuk menunjukkan kesabaran dan perhatian dan cobalah untuk tidak menghakimi pikiran dan tindakan mereka. Mendengarkan; jangan mengabaikan atau menantang perasaan orang tersebut.

 

3. Pelajari tentang kondisi dan perawatan kesehatan mental

Didiklah dirimu sendiri. Semakin kamu memahami tentang kondisi, gejala, kemungkinan perawatan dan apa yang diharapkan, semakin baik kamu dapat mendukung orang yang kamu hadapi.
 

4. Jangan tinggalkan dia sendiri

Jika kamu memiliki teman atau orang yang kamu cintai dengan keterpurukan mental, ada baiknya untuk selalu bersamanya. Tak perlu menyerahkan seluruh waktumu, bisa saja kamu memberikan semangat dan motivasi agar ia tetap bisa menjalankan hidup dengan normal. Jangan pernah biarkan ia merasa sendiri, karena sekecil apapun bantuanmu untuk hadir dalam pemulihannya sangat berharga.

Nandhita Nur Fadjriah
(FIR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *