Indonesia akan Jadi Pemain Penting Industri Energi Baru Terbarukan

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia akan jadi game changer atau pengendali permainan, khususnya dalam mendorong keseimbangan antara industri dan komitmen terhadap penggunaan energi baru terbarukan. Hal itu disampaikan Luhut terkait pengembangan kawasan industri hijau terintegrasi di Kalimantan Utara senilai USD132 miliar hingga 2029.
 

“Sekarang sudah stage 1, ada petrochemical terbesar di dunia nanti di sana, ada juga electronic alumina, besi baja, dan new energy battery yang akan menghasilkan tiga juta mobil listrik ke depan. Jadi, kita game changer sekarang ini,” katanya dikutip dari Antara, Rabu, 12 Oktober 2022.
 
Luhut menjelaskan, kawasan tersebut nantinya juga akan dilengkapi dengan 10 GW solar panel, 10 GW hydro power dan menyerap 160 ribu tenaga kerja. Di sisi lain, Luhut mengatakan pemerintah juga tengah menggenjot upaya hilirisasi untuk memberikan nilai tambah, khususnya dari sumber daya mineral seperti nikel, batu bara, kobalt, bauksit, tembaga dan timah.
 
Hilirisasi terbukti memberikan nilai tambah yang signifikan karena ekspor komoditas mentah Indonesia yang tadinya hanya USD1,2 miliar pada 2015, pada 2022 ini diperkirakan bisa mencapai USD29 miliar.

Mineral dan batu bara

Luhut meyakini, dengan upaya hilirisasi serta pembangunan kawasan industri hijau di Kaltara, ekspor Indonesia akan bisa tumbuh signifikan. Demikian pula Produk Domestik Bruto (PDB) bisa mencapai USD3,5 triliun.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Saya kira kita bisa kalau nanti kita mainkan coal (batu bara), tin (timah), kobalt, bauksit, dan tembaga. Kita akan main sampai semikonduktor dengan green energy. Negara mana yang akan beat (kalahkan) kita, no body can beat us (tidak ada yang bisa kalahkan kita),” katanya.
 

(SAW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *