“Presiden Rusia dan Amerika Serikat dapat bertemu di sela-sela KTT G20 di Indonesia, asalkan Washington benar-benar ingin berpartisipasi,” kata Menlu Sergey Lavrov pada Selasa 11 Oktober 2022, dikutip dari Russia Today, Rabu 12 Oktober 2022.
“Kami tidak pernah menolak pertemuan, dan jika proposal seperti itu datang, kami akan mempertimbangkannya,” ujar diplomat top itu menjelaskan dalam sebuah wawancara di televisi Rusia tersebut.
Dia menekankan bahwa sejauh ini tidak ada proposal seperti itu yang dikirim oleh AS, bertentangan dengan apa yang mungkin diyakini sebagian orang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kesempatan bagi Presiden AS Joe Biden untuk mengadakan pertemuan empat mata dengan timpalannya dari Rusia Vladimir Putin dapat muncul dengan sendirinya selama KTT para pemimpin G20 mendatang di Bali, Indonesia. KTT sendiri dijadwalkan pada pertengahan November.
Ketika ditanya tentang kemungkinan pembicaraan bilateral, Biden tidak mengesampingkannya dan mengatakan bahwa “masih harus dilihat.” Lavrov mengatakan bahwa menarik kesimpulan tentang jadwal kedua pemimpin dari pernyataan tidak langsung itu “lebih cocok untuk spekulasi analitis jurnalistik daripada politik nyata.”
Berbicara di acara bincang-bincang politik Rusia ’60 Minutes,’ Lavrov menyebut klaim “kebohongan” bahwa pemerintah AS sedang berusaha untuk menyelesaikan kebuntuan dengan Rusia atas krisis Ukraina. Dia juga membantah laporan bahwa posisi Moskow yang mencegah negosiasi damai.
“Kami belum menerima proposal serius untuk kontak. Ada beberapa pendekatan setengah hati, yang juga tidak kami tolak. Kami menyarankan agar orang-orang, yang ingin terlibat dengan kami dalam diplomasi pintu belakang merumuskan proposal konkret,” ungkap Lavrov.
“Para calon mediator tidak merespons dengan baik,” tambahnya.
Menteri juga menyatakan skeptis bahwa pembicaraan dengan AS dapat menghasilkan hasil yang substansial mengenai Ukraina, mengingat situasinya. Dia menjelaskan bahwa AS telah lama menjadi pihak “de facto” dalam konflik dengan mempersenjatai militer Ukraina dan memberi mereka informasi intelijen.
Harapan datang
“Kita masih terus berkomunikasi dengan mereka. Sejauh ini, respons masih sangat positif. Jadi, insyaallah, kalau pertanyaannya mengenai tingkat kehadiran, kita tidak khawatir,” ujar Retno Marsudi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2022.
Menurut dia, Indonesia sebagai Presidensi G20 terus berupaya memosisikan diri sebagai pendorong terciptanya kesepakatan-kesepakatan. Khususnya, yang bisa memberi dampak positif bagi dunia.
“Kita terus lakukan upaya maksimal, bukan saja memastikan kehadiran, tapi juga memastikan G20 bisa menghasilkan hasil konkret. Itu sama pentingnya,” jelas Retno.
Ia optimistis, ke depan banyak kerja sama yang tercipta antarnegara anggota G20. Sehingga, bisa membawa perubahan dunia ke arah yang lebih baik.
(FJR)