Pencegahan Stunting di Sinjai Dilakukan Hingga ke Pelosok

Makassar: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan fokus memperkuat pos pelayanan terpadu (Posyandu) dalam percepatan penanganan stunting atau kekerdilan di daerah pelosok atau terpencil.
 
Kepala bidang kesehatan masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, Aliawati Albek, mengatakan pandemi covid-19 yang terjadi beberapa tahun ini sempat mengganggu layanan posyandu khususnya di daerah terpencil.
 
“Kami kembali fokus menghidupkan layanan posyandu dengan konsisten mengirimkan tenaga medis atau bidan ke daerah-daerah pelosok untuk melayani masyarakat,” kata Aliawati saat dikonfirmasi, Rabu, 12 Oktober 2022.
 

Dia menjelaskan Posyandu bukan pengelolaan Dinkes tetapi merupakan hasil swadaya masyarakat. Untuk itu, pihaknya begitu berharap besar kontribusi dan peran dari para kader posyandu yang tentunya menjadi ujung tombak dalam penanganan stunting atau anak/balita gagal tumbuh.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sebab, kata dia, para kader posyandu di daerah yang rutin mengajak warga untuk bersedia memeriksakan anak-anaknya di posyandu.
 
Soal kesiapan petugas kesehatan, dirinya mengaku semua tentu sudah siap sampai ke penanganan seperti kunjungan petugas kesehatan ke rumah-rumah warga juga dilakukan.
 
“Namun keberadaan kader posyandu begitu berperan dalam suksesnya penanganan stunting. Kami dari Dinkes tentunya hanya menyiapkan tenaga untuk timbang badan, pemeriksaan, penyuluhan gizi, pelatihan kader dan sebagainya untuk memperkuat,” jelasnya.
 
Sementara Tim Penggerak PKK Kabupaten Sinjai kini rutin melaksanakan pelatihan deteksi dini stunting, gizi balita dan ibu hamil dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting.
 
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sinjai Andi Nurhilda berharap agar kader PKK dan kader Posyandu lebih aktif lagi dalam memberikan perhatian kepada ibu hamil dan balita serta mampu melahirkan inovasi dalam menekan angka stunting.
 
“Mudah-mudahan dengan adanya pelatihan ini, pemahaman para peserta bisa lebih meningkat sehingga muncul ide-ide atau inovasi yang bisa dilakukan untuk menurunkan angka stuntinng,” ujarnya.
 
 
 

(DEN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *