Dampak Ekonomi terhadap Gerakan Bijak Memakai Plastik

Jakarta: Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB-UI) memaparkan hasil kajian gerakan Bijak Berplastik yang kesimpulannya gerakan itu berdampak positif terhadap pengelolaan sampah.
 

Peneliti Ekonomi Lingkungan LPEM-UI Bisuk Abraham Sisungkunon memaparkan gerakan yang diinisiasi oleh pelaku industri air minum kemasan itu memiliki dampak yang dibedakan dalam tiga kategori, yaitu dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial.
 
“Ini dijalankan melalui pendekatan survei dengan total 200 responden dan cakupan wilayah di DKI Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bali,” kata Bisuk, dikutip dari Antara, Kamis, 13 Oktober 2022.
 
Berdasarkan studi, gerakan tersebut membuat jumlah sampah yang didaur ulang menjadi 17 persen lebih banyak, sehingga menurunkan jumlah sampah yang tetap berada di TPA sebesar 14 persen dan mengurangi volume sampah yang berakhir di ekosistem laut.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Gerakan ini juga diestimasi berkontribusi menurunkan jumlah sampah yang dibakar dan dapat menghindari emisi hingga mencapai 36.369 ton CO2, setara dengan penghematan emisi dari perjalanan 5.288 kali mengelilingi bumi dengan mobil berbahan bakar bensin atau juga setara dengan penurunan jejak karbon di Jakarta Selatan sebesar 0,17 persen.
 
Dari sisi ekonomi, dampak nilai ekonomi akumulatif mencapai Rp1,22 triliun selama periode 2018 hingga 2021. Dampak ini setara dengan biaya modal pembangunan sekitar 2.225 Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dan pemberian bantuan edukasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk 453 ribu siswa SD di seluruh Indonesia.
 
Secara akumulatif, pembentukan kesempatan kerja di Indonesia akan mengalami penurunan sekitar 40,1 ribu tenaga kerja selama periode 2018-2021 tanpa adanya Gerakan Bijak Berplastik. Dampak ini setara dengan 1,97 persen dari total tenaga kerja Indonesia di sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang
 
Khusus untuk kemasan galon guna ulang, terdapat kontribusi sebesar Rp460 miliar terhadap PDB. Hal ini meliputi penciptaan lapangan kerja langsung (13.316) maupun tidak langsung (3.416). Hal ini di antaranya juga didorong oleh program AQUA Home Service (AHS).
 
Sementara itu, Bisuk menjelaskan dampak sosialnya adalah para responden punya pemahaman yang lebih baik terhadap bahaya sampah plastik, konsep 3R, pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah plastik, dan lebih banyak menerapkan perilaku gaya hidup berkelanjutan dibandingkan dengan kelompok responden non-partisipan.
 
Kemudian, sembilan dari 10 partisipan merasakan dampak ekonomi dari adanya berbagai program Bijak Berplastik, serta memiliki pemahaman lebih baik mengenai dampak dari pengurangan dan penanganan sampah plastik terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan dibandingkan dengan kelompok responden non-partisipan.
 

(SAW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *