Sri Mulyani dan Janet Yellen Ketemu 4 Mata, Bahas Krisis 2023?

Washington DC: Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan perlu koordinasi dan kerja sama berbagai negara untuk menghadapi tantangan ekonomi saat ini. Hal itu disampaikannya saat pertemuan bilateral dengan Menkeu AS Janet Yellen. 
 
“Dengan kolaborasi antarnegara, koordinasi kebijakan dapat membantu mencegah krisis dan konflik serta meningkatkan outcome,” katanya dalam keterangan tertulis Kementerian Keuangan, Kamis, 13 Oktober 2022.
 
Tak hanya menyampaikan gagasan untuk saling bahu-membahu di tengah ketidakpastian ekonomi global ini, Sri Mulyani juga membahas hal lain seperti ketahanan pangan dan energi, pembiayaan iklim, dan mekanisme transisi energi. 
 
Kedua pihak juga mendiskusikan peluang investasi di Indonesia khususnya pada investasi hijau dan infrastruktur hijau.
 

 Selain bertemu dengan Janet Yellen, Sri Mulyani dan jajaran juga hadir pada empat kegiatan lainnya, yaitu Joint G20 Finance and Agriculture Ministers’ Meeting (JFAMM), Seminar Capital Adequacy Framework (CAF), launching buku “Keeping Indonesia Safe from the covid-19 Pandemic: Lesson Learnt from the National Economic Recovery Program”, dan pertemuan informal Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting/AFMGM).
 
Pada acara launching buku, Sri Mulyani mengatakan, buku tersebut merupakan buku yang berisi asesmen dampak pandemi dan evaluasi efektivitas stabilitas fiskal (PEN) di tengan pandemi global sejak 2020. Buku itu ditulis oleh pembuat kebijakan dan analis independen yang membahas terkait dampak kebijakan dan outcome-nya seperti yang tertuang dalam beberapa survei dan studi mandiri. 
 
“Buku ini menyajikan pembaca berbagai pelajaran tentang bagaimana Indonesia menavigasi arah kebijakan selama dua tahun pertama periode pandemi. Kami berharap dengan menyampaikan cerita tersebut melalui publikasi dalam bentuk buku, kami berkontribusi untuk mendokumentasikan pengetahuan dan bertukar pengalaman sebagai upaya bersama untuk melanjutkan pemulihan bersama dan lebih kuat,” ujar Menkeu.
 
Sementara, dipertemuan informal Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN ia menyampaikan bahwa pertemuan tersebut merupakan kesempatan bagi seluruh negara Kawasan untuk berbagi agenda prioritas yang diusulkan Indonesia untuk Keketuaan ASEAN 2023.
 
“Saya yakin pertemuan itu akan membantu memastikan transisi yang mulus dari Kamboja ke Indonesia dan berharga untuk mengidentifikasi setiap kegiatan pembangunan 2022 yang berpotensi dibawa ke 2023.
Tahun depan, Indonesia melalui jalur keuangan di bawah Pilar Ekonomi akan mengajukan tiga agenda strategis, yaitu pemulihan dan pembangunan kembali (recovery-rebuilding), ekonomi digital (digital economy), dan keberlanjutan (sustainability),” tuturnya.
 

(ANN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *