Etilen Oksida Ditemukan Pada Mie Sedaap di Hong Kong, Benarkah Bisa Sebabkan Kanker?

Suara.com – Pusat Pengawasan Makanan di Hong Kong atau CFS menarik peredaran Mie Sedaap Rasa Korean Spicy Chicken dari negaranya. Mereka juga meminta masyarakat tidak konsumsi itu karena terbukti mengandung bahan pengawet etilen oksida.

CFS melakukan tes dengan mengambil sampel dari supermarket di Lok Fu sebagai bagian dari pengujian rutin. Hasil tes menunjukkan adanya kandungan pestisida etilen oksida pada mi, kemasan bumbu, dan kemasan cabai produk Mie Sedap.

Melalui keterangan resminya, CFS pun meminta agar peredaran produk mi tersebut langsung ditarik dari pasaran. CFS juga menganjurkan untuk penjual produk terkait agar tidak menjualnya lagi. Pihaknya juga menyarankan masyarakat untuk tidak mengonsumsi mi tersebut.

Alasan larangan mengonsumsi itu, karena etilen oksida tidak baik jika dimakan. CFS menjelaskan, kandung etilen oksida dikategorikan sebagai karsinogen tingkat 1 yang tidak baik bagi tubuh, termasuk bisa menyebabkan kanker.

Baca Juga:
Mie Sedaap Rasa Korean Spicy Chicken Ditarik dari Peredaran di Hong Kong, Wings Group Beri Penjelasan

Ahli farmasi dari Universitas Gadjah Mada prof. Zullies Ikawati, Apt., membenarkan bahwa senyawa etilen oksida memang bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker. Tetapi, efek tersebut baru terjadi dalam jangka waktu panjang.

“Bisa mengarah ke karsinogenik juga, menyebabkan kanker kalau nanti terakumulasi banyak. Dia memang memiliki sifat karsinogen,” jelas prof Zullies dihubungi suara.com, Rabu (28/9/2022).

Dampak bahaya itu tidak hanya bisa terjadi bila terkontaminasi dari makanan, tapi juga bila sering terhirul, sebab etilen oksida termasuk senyawa kimia yang berbentuk gas.

Prof Zullies menjelaskan, selain dimanfaatkan sebagai pengawet makanan, zat kimia dari pestisoda itu juga sering digunakan untuk membersihkan alat medis. Hanya saja jumlah yang digunakan berbeda, perlu disesuaikan dengan aturan khusus penggunaan pangan.

“Tujuannya regulasi itu untuk menjaga keamanan, karena ada kemungkinan orang terakumulasi menggunakannya. Kalau dia hanya diminum sekali, makan sekali mungkin tidak akan berefek apa-apa. Tapi kalau orang itu akan menggunakan secara terus-menerus, dipakai terus-menerus, khawatir akan terjadi akumulasi,” paparnya.

Baca Juga:
Zat Kimia Etilen Oksida Pada Mie Sedaap yang Ditarik di Hong Kong, Apa Fungsi dan Kegunaannya?

Menurutnya, hampir seluruh makanan kemasan di Indonesia pasti mengandung bahan pengawet. Hanya saja, tentu harus sesuai dengan batas maksimal yang sudah ditentukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *