Kenali 5 Hal Ini Agar Terhindar dari KDRT, Begini Ciri-cirinya !

SuaraBandungBarat.id – Pernikahan sepatutnya bisa menjadi momen saling terbuka dan berkomunikasi. Tapi bagaimana jika suami sering marah dan emosi?

Sebelum balik marah, coba kalian bantu pikirkan kembali apa saja hal yang mungkin menjadi penyebabnya. 

Dengan demikian, mungkin suami bisa belajar introspeksi diri dan mengendalikan emosinya. Ini dia ciri suami tempramen.

Ya, ada beberapa hal yang tanpa disadari bisa menjadi penyebab suami sering marah. Lalu, apa saja ciri suami tempramen? Berikut rangkumannya:

Baca Juga:Pita Hitam Untuk Tragedi Kanjuruhan Indonesia di Laga Liga Inggris Antara Aston Villa vs Leeds United

1. Merasa gagal dan terganggu secara psikis

Saat seseorang merasa gagal, kecewa, dan kesal, secara fisik tubuh akan mengalami perubahan. Mulai dari denyut jantung yang jadi semakin cepat, hingga pelepasan hormon adrenalin dan kortisol. Hal ini jika dibiarkan berlarut-larut dapat membuat emosi semakin tak terkendali.

Jika suami termasuk tipe yang sulit mengendalikan emosi, hal ini bahkan bisa membuatnya jadi mudah berteriak, membanting barang atau mendadak diam demi melampiaskannya.

2. Trauma masa lalu

Trauma menjadi salah satu masalah psikis yang juga bisa membuat suami sering marah, terutama yang berkaitan dengan masa anak-anak atau remaja. Coba perhatikan apakah tipe keluarganya juga cenderung mudah marah dan sulit mengendalikan emosi?

Baca Juga:Beri Dukungan Moril ke Aremania, Ribuan Suporter PSIS Semarang Nyanyikan Chant Salam Satu Jiwa di Stadion Jatidiri

Apabila suami sering mendapatkan perlakuan kasar dari keluarganya saat anak-anak, besar kemungkinan kelak ia pun akan jadi mudah marah saat dewasa.

Dikutip dari Psychology Today, trauma saat proses tumbuh kembang berkaitan dengan masalah mental termasuk kemarahan, kesedihan, dan emosi yang sulit dikendalikan.

3. Stres

Dilansir Men Alive, pria dan wanita mengungkapkan stres dengan cara berbeda. Wanita cenderung lebih mudah menunjukkan pada orang banyak, sementara pria tidak. Memendam stres ini yang lama-kelamaan dapat membuat sedih dan tertekan, sehingga berujung pada marah.

Maka dari itu, suami pun biasanya akan lebih mudah menyalahkan diri sendiri ketika keluarganya mengalami masalah.

4. Kurang perhatian

Rasa kesepian dan kurang diperhatikan apabila didiamkan juga bisa memicu rasa marah. Coba introspeksi diri dulu, apakah selama ini mungkin jarang memberikan perhatian untuk suami? Bisa jadi marah merupakan caranya untuk mendapatkan perhatian, lho.

5. Ekspektasi terlalu tinggi

Penulis buku Emotions Revealed, Paul Ekman, PhD, mengungkapkan bahwa harapan dan ekspektasi tinggi juga bisa memicu marah.

“Ada berbagai macam perasaan marah, termasuk akibat dari kecewa terhadap harapan diri sendiri. Kondisi ini juga bisa berujung pada keputusasaan, terutama pada orang yang berharap dan mencoba secara berlebihan,” tutur Ekman.

Untuk membantu mengendalikan marah dan emosinya, lebih baik tunggu sampai suami tenang dan ajak diskusi berdua ya

Sumber : Suara.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *