Hadapi Sentimen dari Wall Street, IHSG Berpotensi Menguat

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0.02 persen, dipimpin oleh sektor keuangan pada penutupan perdagangan kemarin. Di pasar reguler, asing membukukan net sell sebesar Rp 330 miliar.
 
Kepala Riset Mirae Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan Investor mencermati cadangan devisa Indonesia untuk September 2022. Cadangan devisa akan menjadi penentu laju IHSG hari ini. Namun, dia mengatakan secara fundamental perusahaan yang terkait dengan batu bara dan bank masih menarik.
 

“Kami pikir perusahaan dengan penghasilan USD, seperti perusahaan batu bara dari sektor komoditas, akan menikmati pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi selama pelemahan  rupiah, ditambah dengan harga batu bara yang tinggi secara berkelanjutan,” jelas dia dalam risetnya, Jumat, 7 Oktober 2022.
 

Dia mengatakan indeks saham AS ditutup lebih rendah kemarin karena investor mencerna data dari pejabat The Fed. Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester menegaskan kembali komitmen The Fed untuk menurunkan inflasi. Sepuluh dari 11 sektor S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor energi melawan tren turun. Imbal hasil Treasury AS 10-tahun meningkat delapan basis poin menjadi 3,82 persen.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Secara teknikal Analis Teknikal Mirae Sekuritas Tasrul menjelaskan Indikator MFI optimized dan indikator RSI optimized masih cenderung bergerak naik sementara indikator W%R optimized rawan koreksi.
 
“Indeks ini masih berada di atas center line pada Bollinger Bands Optimized,” jelas dia.  
 

Dikutip dari Antara, Jumat, 7 Oktober 2022, indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 346,93 poin atau 1,15 persen menjadi 29.926. Indeks S&P 500 merosot 38,76 poin atau 1,02 persen, menjadi 3.744,52. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 75,33 poin atau 0,68 persen dan ditutup ke 11.073,31.
 

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor utilitas dan real estat masing-masing terperosok 3,3 persen dan 3,2 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor energi terangkat 1,82 persen seiring dengan kenaikan harga minyak, menjadikannya satu-satunya kelompok yang memperoleh keuntungan.
 

(SAW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *