Dukung Perfilman Indonesia, Kemendikbudristek Fasilitasi Keberangkatkan 20 Sineas ke BIFF 2022

Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung penuh sineas Indonesia yang mengikuti Busan International Film Festival (BIFF) pada 5-14 Oktober 2022. Sebanyak 20 sineas diberangkatkan ke Busan, Korea Selatan untuk mengikuti BIFF.
 
Tahun ini, lima film Indonesia tayang di BIFF, yaitu Before, Now, and Then (Nana) yang masuk ke dalam daftar A Window on Asian Cinema; Pengabdi Setan 2: Communion masuk dalam daftar  Midnight Passion; Autobiography, Stone Turtle, dan series Teluh Dara yang masuk dalam daftar On Screen. Selain ketiga film tersebut, terdapat satu proyek film Indonesia yang masuk dalam Asian Contents & Film Market, yakni 24 jam bersama Gaspar yang diproduseri Yulia Evina Bhara. Lalu, ada 10 sineas muda yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia mengikuti Platform Busan.
 
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengaku banggaan atas terpilihnya beberapa judul film Indonesia yang akan tayang di BIFF 2022. Terlebih, Hilmar melihat angka partisipasi film Indonesia yang cukup besar di BIFF 2022 menunjukkan kualitas dan daya saing film Indonesia tidak kalah dari negara-negara lain. 





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Saya membayangkan partisipan dari Indonesia akan ramai di BIFF 2022 sehingga kami berencana untuk menyelenggarakan Indonesia Night yang tujuannya selain networking juga untuk memperkenalkan beberapa program film strategis dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, antara lain Indonesiana Films dan Kompetisi Produksi Film Pendek, di samping tentu saja memperkenalkan film-film Indonesia yang tayang di BIFF tahun ini,” kata Hilmar dalam keterangan tertulis, Jumat, 7 Oktober 2022. 
 
Salah satu produser yang filmnya akan tayang di BIFF dan proyek filmnya masuk dalam market, Yulian Evina Bhara, mengungkapkan kebanggaan akan prestasi film Indonesia di salah satu festival bergengsi ini. Dia menilai tahun ini jadi delegasi terbesar sinema Indonesia selama beberapa tahun belakangan di BIFF. 
 
Baik film yang terseleksi maupun filmmakers yang terseleksi ke beberapa plaftom seperti Asian Project Market dan Platform Busan. Juga menjadi momen penting karena festival kembali diadakan seperti sebelum pandemi terjadi. 
 
“Harapannya akan tentu saja agar tercipta kolaborasi-kolaborasi baru antara sineas Indonesia dengan pelaku Industri dari berbagai negara dari partisipasi sinema Indonesia di Busan tahun ini,” kata Yulian.
 
Sementara itu, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra, menegaskan dukungan pemerintah ini sebagai bukti nyata negara hadir untuk terus memperkuat ekosistem perfilman. Fasilitasi seperti ini akan terus diberikan untuk setiap film atau sineas yang akan mengikuti festival, baik di dalam maupun luar negeri sebagai komitmen Kemendikbudristek memperkuat ekosistem perfilman
 
“Selamat berfestival bagi tim film Indonesia di Busan International Film Festival,” ucap Mahendra.
 

 

(REN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *