Belajar Geografi: Jenis-Jenis Sistem Penginderaan Jauh

Jakarta: Sobat Medcom yang sedang duduk di kelas 12 jurusan IPS Sekolah Menengah Atas (SMA) pasti sudah tidak asing dengan materi penginderaan jauh (inderaja) di mata pelajaran geografi. Secara singkat, penginderaan jauh adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi tentang sebuah objek dari jarak jauh menggunakan sistem-sistem tertentu tanpa kontak langsung.
 
Nah, mengutip dari jurnal Meteodrome oleh BMKG (Vol. 4, No. 4, 2020), penginderaan jauh juga dikenal dengan remote sensing dalam bahasa Inggris dan memiliki makna pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik terlibat kontak dengan objek tersebut.
 
Terdapat empat jenis penginderaan jauh yang umumnya digunakan oleh peneliti di bidang ini, yakni sistem termal, sistem gelombang mikro (sistem pasif), sistem radar (sistem aktif), dan sistem satelit. Nah, berikut ini Medcom akan mengulas masing-masing sistem penginderaan jauh yang tadi sudah disebutkan. 





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Melansir laman Quipper, pertama inderaja sistem termal. Inderaja sistem termal menggunakan spektrum inframerah termal untuk mengukur perbedaan suhu objek. Perbedaan suhu objek menyebabkan perbedaan pancaran objek ke sensor sehingga rona dan warna objek berbeda. Dengan cara ini objek dapat dikenali. Suhu yang dipancarkan objek direkam dan diproses oleh sensor termal, menghasilkan citra inframerah termal dan noncitra.

Komponen inderaja sistem termal terdiri dari:

1. Sumber tenaga

Berasal dari pancaran suhu objek. Pancaran suhu objek masuk ke sensor melalui jendela atmosfer, lalu direkam oleh sensor tersebut.

2. Objek

Berupa benda-benda di permukaan bumi yang tampak dan yang tidak tampak. Suhu objek berubah dari waktu ke waktu, sehingga jumlah tenaga pancarannya berubah-ubah. Perekaman objek dilakukan pada saat objek mengalami perubahan suhu yang sangat besar, yaitu setelah matahari terbit dan menjelang senja.

3. Sensor termal

Sensor termal terdiri dari sensor citra dan sensor noncitra:

Sensor Citra

  1. Berupa penyiam termal, terdiri dari optik mekanik, detektor inframerah, dan perekam citra. Hasilnya: citra inframerah termal.
  2. Tenaga termal atau tenaga pancaran objek diterima dan direkam pada detektor inframerah sehingga menghasilkan citra inframerah termal

Sensor Noncitra

  1. Berupa radiometer termal dan spektrometer termal.
  2. Hasilnya: kurva spektral.
  3. Tenaga termal atau tenaga pancaran objek diterima dan diproses secara digital (secara elektronik) pada detektor sehingga menghasilkan kurva spektral.
  4. Objek: sumber tenaga pancaran.
  5. Optik: mengumpulkan tenaga pancaran [tenaga elektromagnetik]
  6. Detektor: mengubah tenaga pancaran menjadi sinyal elektrik, lalu diproses secara digital [secara elektronik]
  7. Hasil: kurva spektral [noncitra]

4. Wahana

Wahana sistem termal umumnya pesawat udara.

5. Hasil Inderaja

Hasil inderaja sistem termal berupa:

Citra Inframerah Termal

Citra inframerah termal yaitu citra yang berupa gambaran dua dimensi (gambar
piktorial)

Kurva Spektral

Kurva spektral yaitu noncitra yang berupa garis atau grafik dengan angka/serangkaian angka yang mencerminkan suhu pancaran objek dari waktu ke waktu.
 
Kedua adalah inderaja sistem gelombang mikro (sistem pasif). Inderaja sistem gelombang mikro menggunakan spektrum gelombang mikro sebagai sumber tenaga alami.

1. Sumber tenaga

Berupa tenaga elektromagnetik yang berasal dari pancaran objek, bumi, awan, gas di atmosfer, atmosfer, sinar matahari dan sinar dari angkasa (sumber tenaga alami). Tenaga pancaran ini lemah sehingga kualitas citranya rendah, lebih rendah dari kualitas citra foto udara, citra inframerah termal, dan citra radar.

2. Objek

Berupa wilayah permukaan bumi yang luas seperti kelembaban tanah, tutupan salju, konsentrasi es di laut, suhu laut, angin laut, kandungan uap air di atmosfer, dan jenis batuan.

3. Sensor gelombang mikro

Berupa radiometer dan penyiam, didalamnya terdapat antena, amplifier, perekam, dan penyaji hasil. Tenaga pancaran diterima antena, lalu diperkuat sinyalnya oleh amplifier, kemudian direkam oleh sensor.

4. Wahana

Wahana sistem gelombang mikro berupa pesawat udara dan satelit.

5. Hasil Inderaja

Berupa citra gelombang mikro dengan resolusi spasial yang rendah sehingga cocok untuk penginderaan secara global untuk lingkup daerah yang luas.
 
Masih melansir Quipper, inderaja yang ketiga adalah inderaja sistem radar (sistem aktif). Inderaja sistem radar merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging, mendeteksi jarak objek berdasarkan gelombang radio. Inderaja sistem radar menggunakan sumber tenaga buatan sehingga disebut sistem aktif.
 
Komponen inderaja sistem radar terdiri dari:

1. Sumber tenaga

Berupa tenaga elektromagnetik yang dibangkitkan pada sensor (gelombang mikro buatan). Tenaga tersebut dipancarkan sensor ke arah tertentu. Jika tenaga tersebut mengenai objek, maka akan dipantulkan kembali oleh objek ke sensor. Kemudian sensor akan mengukur dan mencatat:

  1. Waktu, dari saat tenaga dipancarkan sensor sampai kembali lagi ke sensor, untuk mengetahui “jarak dan posisi” objek
  2. Intensitas tenaga balik, untuk mengetahui “jenis” objek

2. Objek

Berupa permukaan bumi sampai kutub, dari lapisan udara sampai di bawah tanah.

3. Sensor Radar

Berupa SLAR (Side Looking Airbone Radar) yang dapat merekam daerah lawan dari samping.

4. Wahana

Wahana sistem radar berupa permukaan tanah, pesawat udara, dan satelit, umumnya pesawat udara.

5. Hasil Inderaja

Hasil inderaja sistem radar berupa:

  1. Citra Radar
  2. Data Noncitra

Data noncitra terdiri dari radar doppler dan radar PPI
 
1. Radar Doppler
 
Perubahan frekuensi sinyal yang dipancarkan sensor dan kembali ke sensor akan mengubah nada bunyi klakson/sirine pada saat kendaraan mendekati dan menjauhi radar. Efek doppler ini berguna untuk mengukur kecepatan kendaraan (kapal, pesawat terbang, satelit).
 
2. Radar PPI (Plan Position Indicator)
 
Berupa gambaran pada layar berbentuk lingkaran, akibat dari antena yang terus berputar. PPI berguna untuk:
 
Pengawasan lalu lintas udara dan pelayaran, baik saat cuaca terang atau cuaca gelap gulita
Merekam daerah lawan dari samping.
Prakiraan cuaca.
 
Inderaja yang keempat atau yang terakhir adalah sistem satelit. Inderaja sistem satelit memiliki komponen sebagai berikut:

1. Sumber tenaga

Berupa tenaga elektromagnetik dengan spektrum tampak, spektrum inframerah termal, dan spektrum gelombang mikro. Spekrum tampak menghasilkan foto satelit. Spektrum inframerah termal dan spektrum gelombang mikro menghasilkan citra satelit dan data digital (noncitra).

2. Objek

Objek inderaja sistem satelit adalah bumi dan antariksa.

3. Sensor Satelit Landsat

Berupa kamera RBV (Return Beam Vidicon) dan penyiam MSS (Multi Spektral Scanner)
 
1. Kamera RBV

  1. Bekerja secara elektronik (digital) dengan detektor foto konduktor. Merekam secara serentak wilayah seluas 185 km × 185 km dari antariksa. Data direkam dengan pita magnetik, lalu dikirim ke stasiun penerima di bumi.
  2. Hasilnya dalam bentuk analog (gambar) yang disebut citra landsat RBV atau citra RBV.

2. Penyiam MSS

  1. Merekam bagian demi bagian wilayah seluas 56 m × 79 m (1 pixel) dari udara. Data direkam dengan pita magnetik dan diubah menjadi data digital, lalu dikirim ke stasiun penerima di bumi.

4. Wahana

Umumnya satelit, kecuali penyiam MSS dari pesawat udara.
 
1. Satelit Berawak
 
Sensor: fotogra k (kamera)
Hasil: foto satelit (foto orbital)
Ketinggian orbit lebih rendah.
Umur orbit lebih pendek.
 
2. Satelit Tak Berawak
 
Sensor: nonfotogra k/elektronik (nonkamera)
Hasil: citra satelit (citra orbital) dan data digital
Ketinggian orbit lebih tinggi
Umur orbit lebih panjang.

5. Jenis Satelit

1. Satelit Berawak

  1. Satelit Gemini, Mercury, Apollo: memotret antariksa dan bumi.
  2. Satelit Surveyor: memotret bulan
  3. Satelit Mariner: memotret planet Merkurius, Venus, Mars.
  4. Satelit Pioneer: memotret planet Jupiter.
  5. Satelit Vayoger: memotret planet Jupiter dan Saturnus.

2. Satelit Tak Berawak

  1. Satelit penginderaan planet: Runa, Ranger, Venera, Viking.
  2. Satelit penginderaan cuaca: Meteor, Meteosat, Insat, NOAA, Nimbus.
  3. Satelit penginderaan laut: Seasat, MOS.
  4. Satelit penginderaan sumber daya bumi: Landsat, SPOT, Soyuz, ERS, Radarsat, Ikonos.
  5. Satelit pengintai: Big bird, Close look, Area survey, Cosmos, Chinasat, KH II.

Nah, itulah jenis-jenis sistem penginderaan jauh yang perlu Sobat Medcom ketahui. Semoga ulasan di atas memudahkan Sobat Medcom yang sedang duduk di kelas 12 IPS SMA dalam mempelajari materi geografi ini ya! (Annisa Ambarwaty)
 

 

(REN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *