Hasil Studi Analisis Terbaru Beban Penyakit 34 Provinsi di Indonesia: Tekanan Darah Sistolik hingga Malanutrisi

Jakarta: The Lancet Global Health mempublikasikan studi peer-review dan sistematis baru yang menganalisis ratusan penyakit, cedera, dan faktor risiko di Indonesia. Studi ini merupakan analisis beban penyakit sistematis dan komprehensif pertama dari 34 provinsi di Indonesia dengan perbedaan status kesehatan beragam. 
 
“Dari analisis ini, kita mendapatkan seperangkat data yang dapat dibandingkan dari 34 provinsi untuk membantu pengembangan kebijakan dan program guna memantau kemajuan,” ujar Kepala Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wahyu Pudji Nugraheni dikutip dari laman brin.go.id, Rabu, 12 Oktober 2022. 
 
Wahyu menjelaskan studi analisis ini merupakan hasil kerja sama publikasi Global Burden of Disease (GBD) antara International Health Metric and Evaluation (IHME), Bappenas, BRIN (peneliti eks Balitbang Kementerian Kesehatan), BPS, dan akademisi dari beberapa universitas. Periset dari berbagai institusi tersebut telah bekerja sama dengan IHME sejak 2018 dalam mengumpulkan dan menganalisis data kematian dan morbiditas di seluruh Indonesia. 





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Doktor lulusan Universitas Indonesia tersebut menjelaskan analisis ini memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi kesehatan di Indonesia, sesaat sebelum pandemi covid-19 melanda. Tak hanya itu, analisis ini juga menjelaskan mengenai kemanjuran kebijakan dan program kesehatan yang diterapkan di Indonesia yang mungkin tidak terdeteksi karena pandemi. 
 
Wahyu menuturkan hasil studi menunjukkan empat poin utama yang diungkap. Pertama, dalam rentang 1990-2019 terjadi penurunan probabilitas kematian sejak lahir hingga usia 20 dan 20 hingga 55 di semua provinsi, tetapi usia 55 hingga 90 tahun meningkat di enam provinsi. 
 
“Angka harapan hidup laki-laki dan perempuan meningkat di seluruh Indonesia. Untuk laki-laki, terdapat peningkatan dari usia 62,5 menjadi 69,4, dengan perubahan positif sebesar 6,9 tahun. Untuk perempuan selama periode yang sama, angka harapan hidup meningkat dari usia 65,7 menjadi 73,5, meningkat 7,8 tahun,” papar dia. 
 
Bali memiliki angka harapan hidup tertinggi pada 2019 yaitu 75,4 tahun, sedangkan Papua terendah dengan 65,2, selisih 10,2 tahun. Probabilitas kematian dari lahir hingga usia 20 dan 20 hingga 55 tahun menurun di semua provinsi untuk kedua jenis kelamin, tetapi usia 55 hingga 90 tahun meningkat di Papua dan Maluku Utara. 
 
Kedua, hasil studi juga menunjukkan tingginya tekanan darah sistolik dan merokok/penggunaan tembakau termasuk di antara lima faktor risiko utama untuk semua provinsi. Ketiga, malanutrisi pada anak dan ibu merupakan faktor risiko utama di tiga provinsi dan faktor risiko utama kedua di lima provinsi. 
 
“Gizi buruk pada anak dan ibu merupakan faktor risiko utama untuk Kalimantan Utara, Gorontalo, dan Papua. Sementara itu, faktor risiko utama kedua di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara,” ujar dia. 
 
Selanjutnya, hasil studi juga menunjukkan indeks massa tubuh yang tinggi merupakan faktor risiko utama di tiga provinsi dan faktor risiko utama kedua di lima provinsi. “Indeks massa tubuh yang tinggi merupakan faktor risiko utama untuk Riau, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur, dan faktor risiko utama kedua untuk Kepulauan Bangka-Belitung, Kalimantan Utara, Jakarta, Papua Barat, dan Papua,” ujar Wahyu. 
 
Wahyu mengatakan analisis Global Burden of Disease (GBD) dapat digunakan untuk menilai kinerja sistem kesehatan. Penilaian ini di masa mendatang akan memerlukan penguatan jejaring riset antara penelitian, sumber data, dan pemangku kebijakan. 
 
“Selanjutnya literasi studi GBD perlu dibuat sampai dengan tingkat kabupaten dan kota, sehingga perencanaan dan kebijakan yang lebih spesifik dapat diambil. Harapannya studi epidemiologi ini dapat meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi beban penyakit di masyarakat,” ujar Wahyu. 
 

 

(REN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *