Jakarta, Kominfo – Penataan ulang (refarming) pita frekuensi radio 2,3 GHz di sembilan klaster, termasuk sebagian Papua, sudah rampung. Pemerintah berharap masyarakat mendapatkan layanan teknologi 4G maupun 5G yang semakin baik dan optimal.
“Manfaat refarming adalah perbaikan kualitas layanan 4G, menambah jaringan 4G, dan peningkatan kemudahan upgrade menjadi 5G,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam Konferensi Pers Penutupan Kegiatan Penataan Ulang (Refarming) Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz, di Jakarta, Selasa (29/09/2021).
Refarming berlangsung mulai 14 Juli hingga 28 September 2021, dengan melakukan perubahan frekuensi pada 15.577 Base Tranceiver Stasiun (BTS). “Perubahan frekuensi dilakukan bertahap di sembilan klaster, yakni Kepri, Sumatera bagian utara, jawa bagian tengah, Sulawesi bagian utara, Banten dan Jabodetabek, Jawa bagian barat, sebagian Jawa bagian timur, Papua, serta Maluku dan Maluku utara,” jleas Menteri Johnny.
Pelaksanaan refarming disepakati bersama oleh seluruh pengguna pita frekuensi 2,3 GHz, termasuk Telkomsel dan Smartfren. Keduanya merupakan pemenang seleksi pengguna pita frekuensi 2,3 GHz untuk keperluan seluler pada 2021. Refarming juga melibatkan melibatkan PT Berca Hardayaperkasa sebagai penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched (operator BWA), yang juga merupakan pengguna pita frekuensi 2,3 GHz.
Menurut Menkominfo, Balai dan Loka Monitor di sejumlah klaster sangat berperan dalam pelaksanaan refarming. Menurutnya, koordinasi antarunit pelaksana teknis (UPT) di Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika tersebut, bersama para operator seluler yang terlibat dalam refarming terjalin dengan baik. “Sehingga proses refarming di setiap klaster berlangsung kurang dari 24 jam,” ujarnya.
Khusus klaster Papua, guna menyukseskan perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) pada 2 hingga 15 Oktober 20121, Menteri Johnny mengajak seluruh operator seluler menghadirkan layanan broadband seoptimal mungkin. “Kami berharap momentum PON serta suksesnya refarming ini dapat mendorong operator seluler menjadi akselarator ekonomi digital di Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo Ismail mengatakan refarming dilakukan sebagai wujud komitmen pembangunan untuk menghadirkan layanan broadband yang baik, khususnya internet cepat.
“Refarming spektrum frekuensi memungkinkan penggelaran layanan 5G dengan kualitas lebih baik, sehingga mendukung akselarasi transformasi digital di Indonesia,” jelasnya.
Usai mendampingi Menkominfo Johnny G. Plate, Dirjen Ismail menyatakan selama pelaksanaan PON XX 2021 Papua, ada operator yang menyediakan layanan 5G untuk kontingen dan masyarakat di sekitar pelaksanaan event empat tahunan itu.
“Di Papua, selama pelaksanaan PON, salah satu operator seluler akan menyediakan layanan 5G yang bisa dinikmati para kontingen maupun masyarakat. Ke depan, jika kondisi di ibukota Papua memungkinkan, layanan 5G akan hadir seterusnya,” paparnya.